Tewas Dianiaya Muridnya, Guru Budi Tinggalkan Istri Sedang Hamil

Shinta istri Guru Budi yang sedang hamil empat bulan

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Duka mendalam menimpa Shinta, istri Budi Cahyono, guru di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur, yang tewas dianiaya muridnya bernisial HI. Bagaimana tidak, perempuan yang baru dinikahi setahun itu kini tengah hamil empat bulan.

“Saya mengenal sosok mas Budi. Semoga almarhum diterima disisi-NYA, dan keluarga duka semoga diberi ketabahan, apalagi istri almarhum hamil empat bulan,” kata teman almarhum, Budi Cahyono, Khotim, dikonfirmasi, Sabtu (3/2).

Khotim mengaku kenal dekat dengan guru Budi, saat masih menjadi aktivis sebagai kader Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) di Malang. Saat itu Budi aktif di Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI) Malang, yakni sebuah lembaga seni mahasiswa di bawah naungan organisasi HMI Cabang Malang.

“Almarhum juga teman dekat saat kuliah di Malang. Mas Budi orangnya pendiam. Beliau sering mengisi pelatihan dan kegiatan di kelompok-kelompok teater dan grup musik di bawah naungan HMI Cabang Malang,” kata Khotim.

Saat aktif di HMI Malang, Budi Cahyono juga pernah menjabat sebagai Ketua HMI Komisariat UM (Universitas Malang). Setelah lulus kuliah di Malang, Budi kemudian kembali ke kampung halamannya di Sampang, Madura.

Budi kemudian mengajar sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, dengan bayaran Rp 400 ribu per bulan. Setelah setahun menjadi guru, kata Khotim, Budi meminang Shinta sebagai istrinya.

“Sekarang Mba Shinta (istri Budi, red), hamil empat bulan. Semoga Mba Shinta dan keluarga diberi ketabahan atas musibah ini,” ujarnya.

Guru Budi menjadi korban penganiayaan muridnya berinisial HI, pada Kamis, 1 Februari 2018. Aksi kekerasan itu terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung.

Saat itu, HI tidak mendengarkan pelajaran. HI justru mengganggu teman-temannya yang tengah fokus mendengarkan pelajaran.

Melihat hal tersebut, guru Budi menegur HI. Namun HI tidak menghiraukan alias mengabaikan teguran Budi. Tak ayal, Budi pun mengambil tindakan dengan mencoret pipi HI menggunakan cat lukis.

Naas, HI tidak terima hingga akhirnya memukul Budi. Siswa di ruang kelas pun langsung beraksi untuk melerai keduanya. Setelah kejadian itu, Budi langsung ke ruang guru untuk menjelaskan duduk perkaranya kepada Kepala Sekolah, Amat.

Setelah mendengarkan penjelasan dan tidak melihat luka di tubuh guru Budi, Amat kemudian mempersilakan guru kesenian itu untuk pulang lebih awal.

Sesampainya di rumah, Budi tiba-tiba pingsan dan langsung dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Hasil diagnosa dokter menyebutkan yang bersangkutan mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.

Budi dinyatakan meninggal dunia Kamis, 1 Februari 2012, sekitar pukul 21.40 WIB. Polisi kemudian mengamankan HI guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti aksi balasan dari pihak keluarga Budi. Langkah ini ajuga mengantisipasi HI melarikan diri untuk menghindari proses hukum. (mal/Lim)

Leave a Comment