Menu

Mode Gelap

Uncategorized · 21 Sep 2020 17:36 WIB ·

Terobos Himbauan KOMNASHAM dan PBNU, PMII Jatim Nilai Pemerintah Abaikan Rasa Kemanusiaan


Terobos Himbauan KOMNASHAM dan PBNU, PMII Jatim Nilai Pemerintah Abaikan Rasa Kemanusiaan Perbesar

Surabaya, Lingkarjatim.com – Kendati tekanan untuk menunda pelaksanaan PILKADA serentek disampaikan sejumlah lembaga nasional, akibat situasi pandemi COVID-19 yang tak kunjung mereda. Pemerintah menegaskan tetap melanjutkan proses pilkada sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Langkah pemerintah ini dinilai PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Jawa Timur sebagai sikap abai pemerintas atas rasa kemanusiaan.

PBNU dan KOMNASHAM menyampaikan pernyataannya dalam keterangan pers yang disampaikan kepada publik Minggu (20/9) kemarin. KOMNASHAM ada 3 poin potensi pelanggaran hak. Yakni hak untuk hidup, hak untuk sehat serta hak untuk mendapatkan rasa aman.

Sementara PBNU dalam pernyataan sikapnya menyampaikan. Bahwa sulit bagi pelaksana pemilu dan seluruh perangkat yang terlibat di dalamnya untuk memastikan gelaran PILKADA tidak akan melibatkan massa dalam jumlah yang besar. Karenanya PBNU meminta pemerintah untuk menunda pelaksanaan PILKADA hingga Pandemi COVID-19 benar benar berakhir. Serta meminta pemerintah untuk merealokasi Anggaran pelaksanaan pemilu untuk dijadikan dana kemanusiaan untuk menangani Krisi kesehatan.

Sayangnya pemerintah tak mengindahkan upaya kedua lembaga tersebut. Pemerintah melalui juru bicara istana memastikan bahwa PILKADA tetap digelar sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.

“”Pilkada harus dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan ketat disertai penegakkan hukum dan sanksi tegas agar tidak terjadi klaster baru Pilkada,” terang Fadroel Rachman, juru bicara presiden sebagaimana dikutip dari laman Kompas.com (21/9).

Bagi pemerintah, pelaksanaan PILKADA serentak harus tetap digelar sesuai rencana demi memastikan hak konstitusional masyarakat. Tentunya dengan memperhatikan aturan terkait protokol kesehatan.

Sikap pemerintah ini sangat disayangkan PMII Jatim. Bagi Abdul Ghoni, Ketua Korcab PMII Jatim, implementasi protokol kesehatan di lapangan jauh dari kata sesuai, jika dibandingkan dengan regulasi yang sudah ditetapkan. Karenanya pemerintah terkesan setengah hati dalam upayanya menuntaskan krisis kesehatan kali ini.

“Contoh di Banyuwangi beberapa lalu saat pendaftaran bakal calon, benar memang protokol kesehatan dijalankan. Ruangan diisi tidak lebih dari 50 orang. Tapi coba lihat diluar ruangan ada ratusan orang disana. Berkerumun tidak mengindahkan protokol kesehatan, bahkan tidak sedikit yang hadir tanpa menggunakan masker,” terang Abdul Ghoni saat dihubungi lingkarjatim.com Senin siang.

Karenanya bagi Ghoni, kalaulah pemerintah tidak bisa menunda PILKADA harusnya pemerintah membuat regulasi yang lebih tegas. Misalnya, dengan mendiskualifikasi calon yang melanggar protokol kesehatan. Sebagai bukti keseriusan pemerintah mengatasi krisis kesehatan ini. (Jos)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jalan Desa Gemurung-Tebel Rusak, Begini Respon Pemkab Sidoarjo

14 March 2024 - 16:11 WIB

20 Warga Binaan Umat Hindu di Jatim Peroleh Remisi Nyepi

11 March 2024 - 15:54 WIB

GERAK CEPAT MEMBANGUN DESA; KKN 03 STAI AL-HAMIDIYAH BANGKALAN SUKSES TERAPKAN PROGRAM BLUE GREEN ECONOMY

6 January 2024 - 20:24 WIB

Pj Bupati Bangkalan Sebut Petani Jual Hasil Pertanian ke-Surabaya dan Dijual Lagi ke-Bangkalan Sehingga Harganya Menjadi Mahal

20 December 2023 - 10:31 WIB

Siltap Kades Naik Menjadi 5,4 Juta, Ini Alasan Pemkab Bangkalan

7 December 2023 - 14:05 WIB

Dihadapan Kades Se Bangkalan, Safiudin Asmoro Sampaikan Pentingnya Penguatan Sistem Demokrasi di Indonesia

12 November 2023 - 16:23 WIB

Trending di Uncategorized