Terkait Kasus Paopale Laok, Polres Sampang Disebut Beri Keterangan Berbeda Dengan Fakta di Lapangan

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Bahrahim, adik kandung Suliman, korban pembunuhan yang terjadi Desa Paopale Laok, Kecamatan Ketapang, menyebut Kepolisian Resor (Polres) Sampang memberikan informasi berbeda, antara giat press release dengan fakta dilapangan.

Hal tersebut disampaikan, Bahrahim saat mendatangi Mapolres Sampang bersama keluarganya. Dikatakannya, kematian kakaknya sudah direncanakan dengan matang hingga menyewa pembunuh bayaran. Dirinya yakin pelaku tak hanya satu orang yakni Haryanto (HO) sebagaimanayang sudah diamankan polisi.

Pihaknya meyakini korban lebih dulu ditabrak sebelum dibacok pelaku. Karena dilihat dari tanda bekas goresan pada mesin kendaraan yang dinaiki korban, dan ditambah lagi kondisi kaki korban mengalami patah.

“Jadi semua ini sudah direncanakan matang, kematian kakak saya ini pasti melibatkan pembunuh bayaran,” katanya.

“Yang jelas ini tidak sama dengan yang disampaikan Polres, dan sangat tidak masuk akal, alasan bahwa korban diklakson oleh pelaku lantaran tidak mau minggir, di lokasi kejadian bisa dilihat arah dua kendaraan itu berbeda,” tegasnya.

Keluarga korban pembunuhan meminta agar kasus yang menewaskan Suliman, tokoh masyarakat Desa Paopale Laok diusut tuntas oleh pihak kepolisian. Sebab, keluarga menduga ada keterlibatan aktor dan pembunuh bayaran yang menghabisi nyawa korban.

“Pernyataan polisi atas pengakuan tersangka HO berbeda jauh dengan fakta kematian Suliman,” tambahnya.

“Sebelum kejadian mobil itu tancap gas lewat depan rumah menandakan mengejar sesuatu,” timpalnya.

Alhasil, penangkapan terhadap tersangka HO masih simpang siur. Identitas tersangka terungkap karena ada bukti dompet yang tertinggal di dalam mobil Avanza.

“Kami meminta agar kasus ini diusut tuntas,” pintanya.

Sebelumnya, Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz saat konferensi pers menuturkan, bahwa dalam kronologisnya berawal dari pelaku bersama kawan-kawannya melintas di daerah lokasi kejadian dengan mengendarai kendaraan roda empat. Kemudian berpapasan dengan korban Suliman, oleh pelaku sempat diklakson namun korban tidak mau meminggirkan kendaraan motor yang dikendarainya.

“Malah ngomel-ngomel kepada pelaku yang ada di dalam mobil,” katanya.

Dilanjutkannya, setelah itu pelaku turun dari kendaraan yang dikendarai untuk meminta maaf, namun pelaku ditantang untuk duel.

“Atas perkara itu, pelaku mengambil celurit didalam mobil bersama rekannya untuk dilakukan pengeroyokan,” tambahnya.

Sekedar informasi, dalam kasus pembunuhan Suliman, polisi berhasil mengamankan barang bukti pakaian korban, motor Yamaha RX-KING warna hitam nopol 3428 PA, satu unit handphone Nokia, dan sebilah celurit. Sedangkan barang bukti diduga milik pelaku sebilah celurit, dompet kulit warna cokelat, dan mobil Avanza warna merah nopol M 1714 HE. (Abdul Wahed)

Leave a Comment