“Team Work For Disaster”, Jargon BPBD Jatim Untuk Tangani Bencana

Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Sudarmawan

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memiliki jargon baru saat menangani bencana alam di daerah-daerah. Namanya, Team Work For Disaster yang spiritnya menangani bencana harus dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong.

“Yang namanya pekerjaan itu harus dilakukan bersama-sama, gotong royong. Hanya memang perlu kami aktualisasikan ke dalam bahasa Inggris, yakni Team Work For Disaster,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Sudarmawan, di Surabaya, Jumat (6/10/2017).

Menurutnya, jargon Team Work For Disaster dibuat tahun 2016 dan sudah tersosialisasikan kepada semua pemangku kepentingan. Utamanya, kalangan masyarakat. Dengan Team Work for Disaster itu, akan memberi spirit untuk mampu menangani bencana bersama relawan.

“Kita sudah punya Sekber Relawan. Nanti kita buat per Korwil relawan identik dengan Bakorwil. Per Bakorwil kita bentuk Korwil,” ujarnya.

Anggota Team Work for Disaster ini, lanjutnya, berasal dari BPBD dan masyarakat. Sesuai dengan logonya segitiga biru, maka anggotanya dari masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Jumlah anggotanya puluhan ribu dari 169 lembaga relawan se Jatim.

Lembaga itu, antara lain, forum thematik, Jangkar Kelud, Puspita (Pusat Studi Bencana), Tagana. “Kita hanya mengkoordinasikan saja. Kita sertifikasi, mereka mau konsen dimana. Kita punya delapan klaster, mau konsen di dapur umum, pendidikan, kesehatan, sanitasi, infrstruktur dan lainnya,” jelasnya.

Pihaknya juga akan membikin klaster baru, yakni agama. “Ketika terjadi longsor di Ponorogo dan Ngajuk yang menelan korban jiwa perlu fatwa. Secara ilmiah Basarnas itu SOP nya tujuh hari selesai. Tapi, dari bahasa agama perlu fatwa orang meninggal dunia dalam keadaan apapun berapa hari,” ungkapnya. (Mal/Lim)

Leave a Comment