SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan Tahun 2019 Jatim akan mengalami bonus demografi, dengan jumlah usia produktif yakni 15-64 tahun sebanyak 69,60 persen. Untuk itu, pengembangan SDM terutama pendidikan vokasi untuk mencetak tenaga kerja terampil, sangat dibutuhkan. Bila tidak, jumlah pengangguran akan semakin meningkat. Sebagai bentuk antisipasi ia menggandeng Perguruan Tinggi Negeri.
“Kami akan menggandeng beberapa Perguruan Tinggi Negeri untuk mengampu beberapa SMK serta menyiapkan pelatihan dan kurikulum berbasis industri bagi siswa,” terang Pakde Karwo-sapaan lekatnya saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Rektor dan Wakil Rektor PTN se-Jatim di Auditorium Rektorat lantai 11 Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (17/10/2017).
Pakde Karwo mengatakan, tenaga kerja baru di Jatim pada Tahun 2018 nanti diperkirakan berjumlah 326.629 orang. Bila tidak disiapkan dari sekarang, maka tenaga kerja baru tidak terdidik atau unskilled bisa menjadi pengangguran.
“Mereka bisa menjadi beban kriminalitas di perkotaan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dari 1.663 SMK swasta di Jatim, sebanyak 1.294 SMK belum bersertifikat. Keberadaan PTN disini diharapkan mampu mengampu dan memberi pelatihan bagi guru-guru SMK sehingga standar lulusannya naik menjadi standar internasional.
“Kami akan MoU dengan PTN dan ini akan mulai Tahun 2018,” katanya.
Pakde Karwo mencontohkan, beberapa kerjasama dengan PTN diantaranya bidang kesehatan dengan Universitas Airlangga Surabaya dan pelatihan di BLK milik Unesa di Kampus Ketintang. Di bidang kesehatan misalnya, bidan bisa belajar sesuatu yang unik seperti akupuntur.
“Yang unik seperti ini bisa dikembangkan pada tataran internasional,” katanya.
Pemprov Jatim, lanjut Pakde Karwo, terus mengembangkan pendidikan program vokasi yang memiliki konsep link and match antara pelaku industri dengan SMK. Dengan konsep ini, pelajar SMK bisa memiliki akses untuk belajar langsung di perusahaan-perusahaan tersebut. Program ini sendiri telah berjalan, seperti program magang siswa SMK di beberapa minimarket serta pelatihan guru SMK bidang kelistrikan yang bekerjasama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
“Juga, kerjasama dengan PT Samsung melalui Samsung Tech Institute yang membuka kelas Samsung di 20 SMK di Jatim.,” tuturnya.
Ditambahkan, kerjasama peningkatan kualitas SDM ini juga dilakukan melalui kerjasama dengan 29 perusahaan Jerman. Melalui program magang, maka siswa SMK bisa belajar langsung di perusahaan tersebut. Peningkatan kualitas SDM dengan mewujudkan tenaga kerja terampil ini sebagai bagian dari upaya menaikkan pendapatan per kapita masyarakat Jatim. Dimana, saat ini pendapatan per kapita Jatim sekitar 3.570 USD. Selain itu, upaya ini dilakukan agar Jatim tidak terjebak dalam middle income trap ini. Oleh karena itu, industri yang memberikan nilai tambah tinggi harus didukung dengan kualitas SDM yang baik.
“Targetnya, tahun 2019 pendapatan per kapita Jatim sebesar 4.622 USD. Ini harus dipikirkan serius, bila tidak pendapatan ini bisa terus turun,” pesan Pakde Karwo.
Sementara itu, Ketua Forum Paguyuban Rektor dan Wakil Rektor PTN, Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D mengatakan, pemerintah daerah dan perguruan tinggi perlu sinergi untuk membangun daerah terutama soal pendidikan sebagai bagian dari program SDGs. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir gagasan soal pendidikan.
“Indikator SDGs di Jatim menunjukkan sudah hampir terpenuhi dan hampir melampaui nasional, jadi sinergi ini sangat diperlukan,” kata Rektor Universitas Negeri Jember ini.
Rapat Kerja Rektor dan Wakil Rektor PTN se-Jatim ini dihadiri oleh beberapa rektor PTN diantaranya Rektor Unesa Prof. Dr. Warsono, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Moh. Nasih, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Abd Ala, serta beberapa wakil rektor PTN se-Jatim. (Sul/Lim)