Strategi Khofifah Atasi Harga Garam yang Anjlok di Jatim

Salah satu petani garam sedang bekerja di Kabupaten Sumenep

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyikapi serius anjloknya harga garam kisaran Rp400 per kilogram. Untuk mengatasi itu, Khofifah mengaku menyiapkan solusi strategis jangka panjang.


“Solusi itu hasil rapat terbatas (ratas) bersama semua pihak terkait, yang mengundang mulai dari petani garam, PT Garam, serta Bupati se- Madura,” kata Khofifah, di Surabaya, Selasa (23/7/2019).

Adapun solusi strategis itu, lanjut Khofifah, regulasi untuk PT Garam harus dirubah, agar PT Garam bisa menjadi stabilator harga garam sekaligus buffer stock garam nasional. Sehingga, masalah anjloknya harga garam petani di Madura yang biasa terjadi pada musim panen bisa teratasi.

“Kita berharap ada regulasi yang diubah. Pertama, PT Garam bisa menjadi stabilisator garam dan buffer stock (penyangga stok) garam. Sehingga harus ada penunjukan khusus dari Menteri BUMN atau Menteri Keuangan untuk menunjuk PT Garam sebagai penyangga stok garam nasional dan stabilisator harga,” kata Khofifah.

Menurut Khofifah, anjloknya harga garam tidak hanya terhadi di Jatim, hampir semua daerah di Indonesia penghasil garam juga mengalami hal serupa. Oleh karena itu, Khofifah berharap pemerintah pusat menyikapi serius masalah tersebut.

“Selama sebulan ini, ada aspirasi yang berkembang. Tidak hanya di Jatim, tapi di semua daerah penghasil garam, bahwa harga garam mengalami penurunan drastis. Yang membuat Break Even Point (BEP) atau keuntungan produsen garam tidak terpenuhi,” kata Khofifah.

Selain itu, ratas tersebut juga menghasilkan kesimpulan atas rekomendasi asosiasi petani garam, bahwa saat ini dibutuhkan harga dasar atau Harga Pokok Penjualan (HPP) khusus garam. Dengan harapan adanya HPP bisa menjadi alat proteksi petani garam, saat terjadi over supply dan tidak terjadi penurunan harga garam secara drastis.

“Berikutnya kita berharap segera, bagaimana ada single data dari produksi garam nasional berapa, lalu data impor garam kita berapa. Karena produksi garam kita ini besar, sampai 9.420 ribu ton dari Madura,” kata mantan Menteri Sosial (Mensos) itu. (Mal/Lim)

Leave a Comment