TULUNGAGUNG, Lingkarjatim.com – Bidang PTKP Badko HMI Jawa Timur melalui Jatim Inisiatif Forum menggelar Diskusi bertajuk Peran Pemuda Dalam Merebut Masa Depan Jatim dengan fokus tema “BUMD membantu ataukah membebani Negara?”, Rabu (31/05/2017) di Halte Cafe Pondok Peta Tulungagung.
Hadir sebagai narasumber pada diskusi tersebut Ketua DPD KNPI Tulungagung Mustopa, Praktisi BMT Tulungagung Suprihno, M.Pd, dan Pengamat BUMD/DES Bakti Riza Hidayat, SH.,C.LA.
Acara diskusi tersebut Dibuka oleh Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur, Darmawan Puteratama dan dimoderatori oleh Wakil Sekretaris Bidang PTKP Badko HMI Jawa Timur, sesuai harapan acara tersebut berjalan dengan interaktif. Peserta diskusi yang sebagian besar terdiri dari pengurus dan kader HMI Tulungagung sangat antusias mengikuti diskusi.
Meteri pertama disampaikan oleh Suprihno, M.Pd. Ia menilai kebanyakan BUMD tidak dikelola secara professional dan hanya menjadi alat politik penguasa. Ia mengambil contoh BUMD di Tulungagung sendiri, ketika ada lelang/tender didaerah justru lebih banyak dikerjakan oleh perusahaan swasta. “Karena pada prakeknya dalam mengerjakan pekerjaan hasilnya sangat jauh dari kata memuaskan,” ujarnya.
Disisi lain, Bakti Riza Hidayat dalam materinya menambahkan bahwa pemerintah daerah saat ini tidak hanya memiliki BUMD, tetapi juga BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) sesuai dengan UU Tentang Desa. Dikatakannya, dengan adanya dana desa yang turun ke desa-desa sejumlah kurang lebih 1,2 Miliar, pemerintah desa tidak mampu menghabiskan anggaran sebesar itu setiap tahunnya. “Maka akan lebih baik jika desa memiliki BUMDES sehingga sisa anggaran tersebut dapat dikelola,” tuturnya.
Lain halnya dengan apa yang disampaikan Mustopa. Dalam materinya ia lebih menyoroti pengawalan atau kontrol terhadap BUMD. Ia berharap diskusi tersebut tidak hanya sekedar diskusi tetapi juga harus diimplementasikan dalam aksi nyata. “Seperti pemuda harus berperan aktif dalam mengawal kinerja BUMD,” ucapnya.
Pada sesi tanya jawab dan diskusi interaktif, Bakti sapaan akrab Bakti Riza Hidayat menambahkan, dalam segi pengelolaan, BUMDES jangan sampai meniru BUMD yang tidak dikelola secara profesional. Menurutnya, kelompok-kelompok pemuda harus mampu mengidentifikasi BUMD yang tidak sehat baik dari segi profesionalitas maupun laba/rugi. “Misalkan Petrogas Jawa Timur atau PT PJU yang memberikan setoran PAD (Pendapatan Asli Daerah) sebesar 5,1 Miliar melebihi target yang ditentukan senilai 3,8 miliar,” jelasnya.
Menutup diskusi, Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur Darmawan Puteratama menyampaikan bahwa tidak optimalnya pengelolaan BUMD di Jawa Timur jangan sampai meular pada pengelolaan BUMDES yang hari ini memiliki potensi untuk ikut menyumbang PAD dan menggerakkan perekonomian rakyat.
Kontributor : Rolis
Editor : Salim