Sidak Gudang Tembakau, Ketua DPRD Sumenep Ketemu Para Bandul yang Takut Pulang Karena Hutang

Sidak Ketua DPRD Sumenep ke PT Surya Kahuripan Semesta Cabang Sumenep

SUMENEP, lingkarjatim.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, M Hamid Ali Munir menyidak gudang tembakau milik PT Surya Kahuripan Semesta, Kamis (19/09). Ketua Fraksi PKB, M Muhri turut serta dalam sidak itu.

Sidak dilakukan sebagai respon atas keresahan petani  tembakau yang mengeluhkan  murahnya harga bahan baku rokok itu. Tak hanya  murah, tembakau petani Sumenep juga susah laku.

Rupanya, keluhan petani tembakau bukan isapan jempol. Di gudang PT Surya, salah satu supplier tembakau ke PT Gudang Garam TBK itu, Hamid menemukan ratusan bal tembakau milik pedagang tak laku.

Bahkan, beberapa pedagang (bandul) enggan pulang karena petani menunggu mereka. Para Bandul adalah pedagang yang membeli tembakau dengan cara berhutang. Mereka takut pulang karena petani  akan menagih bayaran.

Selama ini, PT Surya Kahuripan Semesta menjadi pembeli tembakau terbesar di Sumenep. Namun saat ini, mereka tidak mendapat droping dana dari PT Gudang Garam Tbk untuk membeli tembakau.

Menyikapi hal itu, Hamid mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan bersurat ke sejumlah perusahaan terkait keresahan petani, termasuk PT Gudang Garam Tbk sendiri.

“Saya setelah ini akan mengambil solusi untuk bersurat ke PT Gudang Garam,” kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Menurut Hamid, jika perusahaan rokok tidak akan membeli tembakau di Sumenep, seharusnya mereka lebih dulu mensosialisasikan agar petani tidak merugi dan kadung menanam tembakau.

“Jauh-jauh sebelum masyarakat mengambil action untuk bertani, pihak gudang khususnya yang ada di Jawa Timur, Madura harus sosialisasi, masyarakat tidak usa tanam (tembakau), sehingga masyarakat tidak rugi,” tegasnya.

Sementara itu, Admin PT Surya Kahuripan Semesta, Fredi Kustianto mengatakan, pihaknya akan membeli tembakau milik petani Sumenep jika sudah ada dana.

“Ditempat saya itu buka tanggal 18 Agustus, terakhir bukanya tanggal 03 September. Setelah itu kami belum dapat dropingan uang. Jadi dengan terpaksa dan sangat prihatin, kita tidak bisa melanjutkan pembelian tembakau,” kata Fredi.

Saat ini, kata dia, sejak dibuka pihaknya baru menyerap tembakau milik petani seberat 274 ton. Untuk itu, dia berharap bisa mendapat droping dana, agar gudang bisa kembali buka untuk membeli tembakau petani Sumenep.

Terlebih, kata dia, saat ini tembakau milik petani Sumenep tergolong bagus. (Abdus Salam)

Leave a Comment