SAMPANG, Lingkarjatim.com – Sudah sepuluh hari pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang tak bisa menikmati pelayanan air PDAM. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari, pelanggan harus mengeluarkan biaya tambahan dengan membeli air galon isi ulang untuk mandi.
Fajar Andriawan (30) salah satu pelanggan PDAM di Jalan Diponegoro, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, mengungkapkan bahwa sudah sepuluh hari air PDAM tidak mengalir.
Padahal setiap bulan pihaknya selalu membayar tagihan dengan nominal kurang lebih Rp. 300.000.
“Kami sangat kecewa dengan pelayanan yang tidak bagus seperti ini,” ungkapnya, Kamis (25/10/2018).
Menurut dia, rata-rata pelanggan di Jalan Diponegoro sudah 10 hari tak dialiri air PDAM. Mestinya ini menjadi perhatian serius bagi PDAM yang mengutamakan pelayanan prima.
“Jika Sampang kota saja pelayanannya seperti ini, apalagi daerah lain yang berada di pelosok desa,” keluhnya.
Fajar hanya bisa berharap petugas PDAM secara periodik melakukan pengecekan terhadap jaringan pipa air pelanggan.
“Jangan-jangan ada pipa bocor atau tidak berfungsi, ini mengakibatkan pelanggan rugi,” aku dia.
Direktur PDAM Sampang Fauzan berdalih macetnya aliran air PDAM ke rumah-rumah pelanggan di Jl Diponegoro diakibatkan turunnya debit air sumber Ruberuh.
“Mulai musim kemarau, ini sudah faktor alam, mau bagaimana lagi, kami tidak pernah menginginkan seperti ini, memang kondisi sumber mata air semua berkurang debit airnya, bukan kering total,” kelitnya.
Namun mengenai beban tagihan pelanggan ucap Fauzan tergantung pemakaian air, jika pemakaiannya sedikit maka tagihannya sedikit.
“Tapi jika sebulan pemakaiannya banyak maka tagihannya juga tinggi,” cetus Fauzan. (Hol/Atep/Lim)