Sebelum ke Papua, Beras Impor Akan Disimpan di Surabaya dan Banyuwangi

Iluatrasi beras impor

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Sebanyak 45.250 ribu ton beras impor dari Thailand dan Vietnam akan transit di dua pelabuhan di Jawa Timur sebelum dikirim ke Papua. Yaitu sebanyak 20 ribu ton beras impor dari Thailand akan masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sedangkan 25.250 ton beras impor dari Vietnam akan masuk melalui Pelabuhan Banyuwangi.

“Untuk beras impor dari Thailand yang masuk ke pelabuhan di Surabaya, nantinya untuk sementara akan disimpan di gudang Bulog di Buduran Sidoarjo. Sementara sisanya yang masuk di Banyuwangi untuk sementara akan transit di gudang Bulog di Banyuwangi,” kata Assisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Jatim, Fattah Jasin, dikonfirmasi, Sabtu (3/3).

Meski demikian, Fattah memastikan beras impor tersebut tidak akan bocor di Jatim. Sebab, kata dia, gudang Bulog tempat beras impor itu akan digembok dan diawasi oleh Tim Satgas Pangan.

“Surat izin Gubernur terkait masuknya beras impor di wilayah Jatim ini sangat jelas bahwa beras hanya transit saja. Walaupun di Jatim, dan 1 kilogram pun beras tidak akan beredar di Jatim. Sebagai pengamanan, maka gudang akan ditutup dan kuncinya akan dipegang pihak kepolisian,” kata Fattah.

Senada juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo. Kata dia, Gubernur Jatim Soekarwo bertekad menjaga dan memastikan beras impor tersebut tidak akan bocor (beredar di pasaran) di wilayahnya. Sebab, Jatim memiliki stok beras berlimpah pada musim panen bulan Februari dan Maret 2018, yakni bisa mencapai 13,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 8,7 juta ton setara beras.

“Konsumsi beras masyarakat Jatim hanya sekitar 3,5 juta ton GKG atau sekitar 3,6 juta ton setara beras. Masih ada surplus sekitar 5,1 juta ton beras. Jadi, Jatim tidak akan kekurangan beras,” kata Hadi.

Sementara itu, Kepala Bulog Divisi Regional Jatim, Muhammad Hasyim, memastikan beras impor yang masuk ke Jatim tidak akan mengganggu pengadaan beras. Bulog, kata Hasyim, akan tetap melakukan penyerapan beras petani sesuai perintah pemerintah.

“Tiap hari kami tetap melakukan pembelian beras, dan sekali lagi kami tegaskan bahwa beras impor ini tidak akan mengganggu beras petani. Kami hanya akan mendistribusikan beras impor ini sesuai perintah Menteri Perdagangan dan pasti akan terkendali. Jangan ada anggapan bahwa beras ini akan merembes ke pasar Jatim karena pengawasan dan pengamanan sangat ketat,” ujar Hisyam.

Sampai saat ini, total realisasi pengadaan beras gabah petani oleh Bulog Jatim telah mencapai 21.000 ton. Rata-rata pengadaan beras gabah dari petani di Jatim saat ini mencapai 1.000 ton per hari.

“Kami perkirakan volume itu akan terus bertambah, seiring dengan semakin banyaknya daerah yang memasuki musim panen. Target pengadaan 1 juta ton beras di tahun ini bakal tercapai,” kata Hisyam. (Mal/Lim)

Leave a Comment