SURABAYA, Lingkarjatim.com – Ratusan massa yang tergabung dalam elemen Gerakan Rakyat Untuk Daulat Agraria (GARUDA) geruduk kantor BPN Jawa Timur di Jalan Gayungsari, Surabaya, Senin (25/9/2017).
“Aksi ini kami gelar karena menilai pemerintah tidak berpihak pada masyarakat, khususnya petani,” kata Koordinator aksi, Wahyu Eka Setiawan, dalam orasinya.
Wahyu mengatakan aksi itu dilakukan untuk memperingati Hari Tani Nasional, sekaligus mendesak pemerintah agar berpihak pada petani. Seperti kasus konflik agraria petani Nipah Sampang Madura yang hingga kini tidak terselesaikan. “Dalam kasus itu ada empat petani yang meninggal saat berjuang mempertahankan lahan pertanian dari ekspansi infrastruktur pada era orde baru,” kata Wahyu.
Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyebutkan setiap tahunnya sekitar 1000 hektar lahan produktif di Jatim beralih fungsi menjadi perumahan, perkantoran, industri, dan pertambangan. “Ada empat tuntutan yang kamu ajukan kepada pemerintah,” kata Wahyu.
Pertama, massa aksi menolak reforma agraria yang tidak mencerminkan reforma agraria sejati. Kedua, BPN melakukan evaluasi keberadaan tim penyelesaian agraria dengan melibatkan pihak yang terlibat konflik.
Ketiga, massa mendesak BPN Jatim mendata ulang kasus-kasus agraria di Jatim yang melibatkan rakyat melawan birokrasi dari korporasi dan segera menyelesaikannya. “Keempat, mendesak pemerintah maupun BPN menghentikan perampasan tanah atau ruang hidup dengan dalih kepentingan umum serta kesejahteraan sosial,” jelasnya. (Mal/Lim)