SAMPANG, Lingkarjatim.com – Terdapat sekitar 200 hektar tanaman tembakau yang tercatat di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan-KP) Kabupaten Sampang terancam rusak akibat beberapa pekan ini cuaca sering hujan. Kerusakan tanaman tersebut terancam harga jual beli tembakau murah. Sebab kualitasnya tidak bagus seperti pada musim kemarau.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan – KP) Sampang Suyono mengatakan, luasan lahan tanaman tembakau yang tersebar di Kota Bahari semuanya sekitar 4.600 hektar. Akan tetapi ribuan hektar tanaman tembakau tersebut sudah banyak yang dipanen, bahkan terjual ke pedagang.
Adapun tanaman tembakau yang belum panen sekitar 200 hektar lahan. Ratusan hektar itu kualitas tembakau terancam rusak, sebab beberapa pekan ini cuaca kemarau tidak menentu, sebab sering turun hujan.
“Kalau tembakau yang belum panen itu tersisa sekitar 200 hektar. Lainnya sudah panen, bahkan banyak yang terjual,” tuturnya, Jum’at (24/9/21).
Masih kata Suyono, curah hujan yang turun beberapa pekan terakhir ini sangat berdampak terhadap tanaman tembakau para petani. Sebab, bisa mengurangi ketebalan daun dan mengurangi harga jual beli tembakai. Apalagi, tembakau yang sudah dipanen atau dalam proses pemasatan terkena hujan. Jadi, dengan begitu jelas akan berpengaruh kepada warna tembakau itu sendiri, dan berdampak pada kualitas tembakau.
Selain itu dijelaskan, dalam kondisi seperti ini memang dibutuhkan peralatan khusus untuk membantu pengeringan tembakau para petani. Sehingga, dirinya akan mengupayakan berkoordinasi dengan dinas terkait lainnya untuk dapat menangani persoalan ini.
“Beberapa pekan ini jelas petani mengeluh semua. Karena tidak bisa mengeringkan tembakau dengan maksimal, sebab sering turun hujan. Kalau tembakau yang terancam rusak ya pasti ada,” cetusnya.
Sementara itu, petani tembakau Desa Gunung Maddah Kecamatan Sampang Suyadi menyampaikan, tahun ini tanaman tembakau banyak yang rusak. Sebab sering terjadi hujan, dan itu tidak hanya terjadi pada tembakau yang sudah panen, tetapi juga terjadi pada tembakau yang masih ada di sawah. Selain itu, harganya menurun, yakni perkilonya antara Rp20 ribu – Rp 25 ribu. Adapun sebelum hujan itu harganya ada yang sampai Rp 40 ribuan.
“Yang jelas dengan cuaca seperti ini banyak petani dan pedagang yang rugi. Sebab, kalau yang sudah panen sulit untuk bisa dikeringkan,” singkatnya. (Jamaluddin).