Pesona Batik Sampang Memukau Event Muslim Fashion Festival Indonesia

JAKARTA, Lingkarjatim.com – Menggandeng Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan PT Dyandra Promosindo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang sukses memamerkan pesona batik khas Kota Bahari dalam ajang Muslim Fashion Festival Indonesia.

Kegiatan yang bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan tersebut menampilkan karya sembilan desainer dan para pelaku usaha busana muslim secara bergantian, dimulai dari Yeti Topiah dengan tema Tanian Lanjeng, Feby dengan tema Raddin, Azizah Alhabsyi dengan mengusung tema Zuga-Ul.

Tidak ingin ketinggalan, ada desainer Rima Zuraida sukses membawa tema Marlena, dan Tellasen yang menjadi andalan Ayu Ismail, Kiki Mahendra dengan tema Manossah, disusul Sanet Sabintang yang membawakan tema Toroan, Feby Ayusta yang bertemakan Morbetoh, dan ditutup penampilan Agus Sunandar dengan tema khas Tanduk Majeng.

Tak ayal puluhan model yang dibalut dengan kain batik khas Kabupaten Sampang tersebut melenggang santai dipapan catwalk secara bergantian.

Usai acara, Agus Sunandar salah satu desainer putra Sampang mengatakan bahwa dari awan para desainer sengaja mengangkat kegiatan dengan koleksi budaya Kabupaten Sampang dan Madura, karena kami melihat di Sampang memiliki kekuatan di sisi budaya lokal, budaya fashion dan batik utamanya.

“Kami hadir memang khusus untuk mengangkat dan berkontribusi terhadap tanah kelahiran saya melalui Galur budaya fashion batik yang ada di Sampang,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa support Pemkab Sampang dan Pemerintah Pusat sangat luar biasa, sehingga keberagaman budaya terutama di bidang fashion dapat mengangkat dan mempromosikan Kabupaten yang ada di pulau Madura.

“Peserta yang ikut dalam event ini bukan hanya dari ruang lingkup Indonesia tapi juga dari luar negeri, artinya produk fashion di Kabupaten Sampang cukup menjanjikan dan mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya,” tambahnya.

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa selama ini para desainer melihat industri batik di Sampang terfokus pada produksi, sehingga dengan berkolaborasi dengan desainer-desainer di tanah air maka akan berpengaruh terhadap nilai jual untuk batik di Kabupaten Sampang, bahkan asosiasi sangat mengapresiasi kreativitas dan inovasi yang dihadirkan dalam identitas batik yang diproduksi dalam kegiatan tersebut.

“Setiap karya yang dihasilkan memang memiliki identitas dan corak khas Madura, karena memang setiap produk yang dihasilkan merupakan identitas pulau Madura,” imbuhnya.

“Karakter yang ditampilkan memang khas pulau Madura jadi dibentuk apapun di desain apapun tetap akan ada identitas utamanya,” timpalnya.

Ditempat yang sama, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mengatakan kegiatan tersebut merupakan ajang promosi produk batik asli Sampang, karena selama ini batik di Kabupaten Sampang ibarat mutiara yang terpendam.

sehingga perlu dilakukan pengembangan yang salah satunya menggandeng desainer-desainer nasional untuk mampu mengangkat hasil produksi si yang dikemas dalam berbagai event fashion ditingkat nasional.

“Tentunya kami terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, sehingga produk asli Kabupaten Sampang dapat dikenal dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di bidang industri batik,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa Pemkab Sampang akan terus melakukan upaya pengembangan di sektor industri batik dengan melibatkan semua pihak terkait, terutama OPD dilingkungan Pemkab Sampang.

Sehingga hasil produksi yang dilakukan oleh pengrajin dapat tertampung dengan hadirnya pemerintah secara langsung dan mampu meningkatkan perekonomian di bidang industri batik.

“Kami yakin produk batik asli Sampang bukan hanya go public tapi mampu bersaing di tingkat internasional,” tambahnya.

“Kami berharap apt-get yang dihasilkan oleh pengrajin batik khas Sampang mampu menjaga identitas dan mampu mengembangkan kreativitas inovasi yang bisa bersaing di pasar fashion,” harapnya.

(Abdul Wahed*)

Leave a Comment