Peserta Kecewa Pemkab Gagalkan Lomba Musik Daul

Ekpresi kekecewaan peserta lomba musik daul Sampang

SAMPANG, Lingkarjatim.com- Setelah tarik ulur hingga beberapa kali diundur, lomba musik Daul yang dijadwalkan Minggu malam (30/6/2018), akhirnya gagal digelar. Hal itu membuat para peserta kecewa. Apalagi pemerintah hanya mengganti kerugian mereka ala kadarnya, yakni Rp 2 juta harus dibagi-bagi.

Sebab, para peserta lomba telah menghabiskan jutaan rupiah untuk membuat dekorasi dan latihan, sebagai ekpresi kekecewaan terlihat sebagian peserta tetap menggelar dipinggir jalan tanpa berkeliling.

Alasanya Stabilitas dan kondusifitas pasca pencoblodan Pilkada kemarin disebut menjadi alasan gagalnya lomba musik Daul ini.

Selain itu, rekapitulasi rekapitulasi suara juga menjadi alasan gagalnya musik Daul ini digelar.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Aji Waluyo selaku Ketua Panitia penyelenggara kegiatan tersebut hanya bisa meminta maaf kepada seluruh para peserta daul yang sudah menghabiskan jutaan rupiah.

“Karena situasi yang tidak memungkinkan, maka lomba Daul kami gagalkan,” kata Aji.

Aji mengaku pembatalan tersebut demi menjaga situasi yang kondusif pasca Pilkada. Apalagi, pihak pengamanan lebih fokus pada tugas di PPK.

“Keputusan pembatalan ini atas perintah Bupati dan kesepakatan bersama. Sedangkan demi menjaga hubungan baik dengan para peserta lomba, kami memberikan uang ganti rugi (kompensasi) sebesar Rp 2 juta kepada peserta lomba,” kelitnya.

Sementara Syaiful salah satu peserta lomba musik Daul, mengaku sangat kecewa dengan kebijakan Pj Bupati Sampang yang telah membatalkan.

“Sebelumnya pagelaran ini sempat ditunda dan sekarang digagalkan. Kami sangat kecewa,” ungkap Syaiful.

Musik daul ini menjadi salah satu pelestarian Budaya dan hiburan rakyat gratis di Kabupaten Sampang.

Pantauan dibeberapa lokasi jalan protokol di Sampang Kota, sebagian perserta yang tetap melanjutkan musik daulnya disertai sejumlah tempelan karton ekpresi tuntutan yang diantaranya bertuliskan ‘tanpa Budaya, Sampang seperti kota mati’ dan ‘kami datang Sebagai penghibur bukan untuk berpolitik’. (Hol/Atep/Lim)

Leave a Comment