Perjalanan Panjang Menpora, Dari Tidur di Masjid Hingga Raih Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa

Menpora Imam Nahrawi saat penganugrahan gelar Doktor Honoris Causa di Uinsa Surabaya

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Penganugerahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa Bagi Menpora RI, Imam Nahrawi dari UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya perlu diapresiasi bila melihat perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan. Saat menyandang status mahasiswa di IAIN Sunan Ampel (sekarang UINSA), Ia mulai mengabdi pada masyarakat dengan cara tidur di masjid untuk bertugas jadi muaddin dan imam shalat.

“Saya disini banyak belajar keikhlasan dan ketulusan, saya dulu pernah tidur di masjid, kadang membantu jadi muaddin, mengimami shalat, jadi guru di taman pendidikan Al Quran di Masjid Ulul albab ini. Kemudian tinggal di masjid margorejo, yang sekarang dibangun Maspion Squer,” Ujarnya pada wartawan usai acara, Kamis,(14/09/2017).

Ia merasa tidak menyangka Rektor dan Senat UINSA memberikan gelar kehormatan tersebut, karena itu diluar dari mimpinya selama ini. Saat proses menyelesaikan studi Sarjananya, Ia aktif di organisasi hingga kuliahnya molor sampai tujuh tahun, tapi ia mensyukuri itu semua. “Saya jadi aktivis, dan harus milih aktivis atau wisuda tepat waktu. Saya syukuri semua,” Ungkap Mantan Aktivisi PMII Surabaya itu.

Cak Imam, sapaan akrabnya, menilai gelar yang diterima merupakan amanah luar biasa yang harus dilaksanakan. Dalam orasi ilmiahnya yang bertajuk “Jihad Kebangsaan, Peran Pemuda dalam Konteks Keislaman dan Keindonesian” banyak menyoroti tentang bagaimana seharusnya seorang pemuda mengambil peran dalam mengawal kebhinekaan. Sebab pemuda dinilai memiliki tanggung jawab, serta pemuda seharusnya hadir sebagai The Maker Of Solution bagi agama, Masyarakat dan Bangsa.

“Semoga tema pidato saya tentang jihad kebangsaan betul-betul terlaksana dengan baik dan pada saatnya pemuda Indonesia harus betul-betul jadi pelopor perubahan di masa yang akan datang menjadi pemimpin, menjadi orang-orang hebat dan ujungnya mereka yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan di negeri ini,” Paparnya.

Sementara itu, Rektor UINSA, Abd. A’la kagum atas tema orasi yang digagas Cak Imam. A’la menilai gagasannya menarik, karena dibangun diatas nilai keislaman dan nasionalisme.

“Kita berharap banyak agar pemuda bisa memainkan peran yang lebih besar dan strategis dalam memperkuat dan meneguhkan keadaan publik. Semoga beliau mampu mencetak generasi muda dan calon pemimpin yang unggul,” Tutupnya. (Sul/Lim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here