SURABAYA, Lingkarjatim.com – Rencana Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam pengerjaan angkutan massal cepat berupa trem di wilayahnya batal terwujud. Alasannya, jabatannya yang tinggal dua tahun tidak cukup untuk merealisasikan angkutan massal berbasis rel itu.
“Saya tinggal dua tahun lagi (jabat sebagai Wali Kota Surabaya). Sedangkan konstruksinya bisa memakan waktu di atas dua tahun. Jadi tidak mungkin aku tanda tangan (untuk realisasikan Trem),” kata Risma, sapaan akrabnya, Selasa (11/12).
Risma mengaku sudah 10 tahun berupaya mewujudkan Trem di Surabaya. Namun, Risma mengaku banyak kendala yang dihadapi, sehingga sulit untuk mewujudkan trem di Surabaya. “Saya sudah berupaya sejak 10 tahun lalu untuk merealisasikan trem, tapi tetap tidak bisa,” ujarnya.
Namun, Risma tak menjelaskan apa kendala yang dihadapi untuk merealisasikan trem tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa yang paling mungkin untuk mewujudkan transportasi massal di surabaya adalah menggunakan bus.
“Mungkin kedepan akan memperbanyak bus untuk jalur ke kota. Karena yang paling mudah pakai bus,” katanya.
Lantas bagaimana terkait konsep trem dan kajian yang selama ini telah dibuat. Kata Risma, yang paling memungkinkan untuk melanjutkan itu adalah PT KAI. “Nanti bisa dikerjakan PT KAI, tapi bukan melalui saya. Kalau trem jadi, nanti jalur Bus bisa dipindahkan,” kata Risma.
Pemerintah Kota Surabaya terus menunggu rekomendasi dari tim pengkaji Kemenhub. Setelah rekomedasi turun, pembangunan trem bisa segera dimulai. Namun tampaknya rekomendasi tersebut belum juga turun.
“Kami masih menunggu hasil kajian dari tim pengkaji. Kalau keingginan saya, dua hingga tiga tahun ke depan sudah bisa dioperasikan trem. Karena disaat itu Surabaya sudah padat sekali dan memerlukan transportasi massal,” kata Risma kala itu.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan mengkaji ulang keberadaan trem di Surabaya. Moda transportasi yang dianggapnya hanya sekadar nostalgia ini masih akan dikaji efektivitasnya dalam mengurai kemacetan di Surabaya. (Mal/Lim)