SAMPANG, Lingkarjatim.com – Belasan pemuda Desa Tanggomong, Kecamatan Sampang, patut menjadi contoh bagi para pemuda lainnya. Bermodal kreatif dan swadaya, mereka berhasil menyulap jembatan gantung di Desanya yang terbuat dari kayu menjadi sebuah jembatan yang bagus.
Bahkan jembatan hasil sulapan mereka layak menjadi tempat wisata. Bagaimana tidak, jembatan yang terletak di Dusun Tambangan ini dikelilingi pohon bambu yang sangat lebat.
Sehingga setiap hari daun keringnya berserakan sepanjang jalan dan menjadikan jembatan tersebut berbeda dari jembatan lain.
Angin sepoi yang menyelinap dari sela-sela kerumunan bambu menjadikan jembatan itu sejuk dan nyaman untuk bersantai dan berwisata .
“Awalnya kami ingin menciptakan kampung bersih, setelah beberapa kali kegiatan berjalan akhirnya muncul inisiatif untuk mengecat jembatan gantung agar menarik warga yang melintas,” kata Alif Mahmudi (31) salah satu tokoh pemuda saat ditemui disekitar lokasi yang rumahnya tidak jauh dari lokasi jembatan, Jumat (7/9/2018).
Biaya pengecatan jembatan itu bukanlah sumbangan dari pemerintah, melainkan mereka dengan suka rela sumbangan mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 100.000.
“Akhirya kami sumbangan beli cat dan dikerkajan bersama, dan ternyata banyak mengundang ketertarikan muda-mudi di Desa kami,” ujarnya.
Bahkan tidak hanya warga setempat yang tertarik akan keindahan jemabatan tersebut, warga Blega Bangkalan pun banyak yang berkunjung untuk sekedar berfoto dijembatan, sembari menghirup udara segar.
“Pernah juga dijadikan tempat foto praweding manten,” tambahnya.
Mahmudi mengaku akan terus mengembangkan jembatan tersebut dengan menambah aksesoris, seperti pot bunga dan lain-lainnya.
“Kami berharap mulai dari Pemerintah Desa, hingga Dinas terkait di Kabupaten Sampang bisa ikut andil memberikan dukungan baik secara materiil dan moril,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan Mahrus Syadad (24) salah satu pemuda setempat. Selain jembatan yang pihaknya permak, di Desanya juga banyak potensi produk lokal masyarakat yang butuh dikembangkan dan di dukung pemerintah.
“Seperti kerupuk, terong, timun, bahkan di Desa kami juga ada warga yang hasil karya miniatur kapalnya, yang berbahan baku bambu, saat ini permintaan pasarnya tembus pasar internasional,” katanya. (Hol/Atep/Lim)