Pemkab Sampang Hentikan Program Belajar Buta Aksara

Program pengentasan buta aksara kini beralih kepada program paket ijazah

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) setempat secara mengejutkan melakukan pemberhentian Program Belajar Buta Aksara. Pasalnya selain dinilai kurang bermanfaat, program tersebut kini dialihkan kepada program sekolah paket ijazah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Paud dan KNFI Disdik Kabupaten Sampang, Subairiyanto. Ia mengatakan bahwa program belajar buta aksara terhadap 42 orang di Kabupaten Sampang dihentikan, karena dinilai tidak objektif.

“Kurang objektif dan kurang maksimal dalam realisasinya, sehingga harus diberhentikan,” katanya, Jumat (9/8/2019).

Ia juga mengatakan dihentikanya program belajar buta aksara tersebut karena puluhan ribu warga buta huruf di beberapa daerah Kabupaten Sampang rata-rata usia 59 tahun keatas. Ia menilai bahwa di usia tua akan mengalami kesulitan untuk menyampaikan mata pelajaran yang diberikan.

“Mereka ketika diberikan pelajaran buta aksara tidak optimal, sehingga 2 tahun terakhir ini anggarannya ditiadakan,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengklaim bahwa pihaknya telah mengentaskan buta huruf di daerah sebanyak 62.000 orang yang tersebar di kabupaten Sampang mulai tahun 2010 hingga 2016. Sedangkan untuk tahun selanjutnya, anggaran program buta aksara tersebut kini dialihkan dengan program paket C yang ditujukan yang dikhususkan bagi mereka yang belum mendapatkan predikat lulus dari jenjang pendidikan tingkat SMP hingga SMA.

“Jadi mereka yang belum mendapat pelajaran dibangku sekolah tetap mendapatkan ijazah paket sesuai dengan tingkat kelulusan,” imbuhnya.

Dilanjutkannya, upaya pemberantasan buta aksara tersebut, berdasarkan kriteria, seperti usia, faktor kesehatan, penglihatan dan daya pikir serta umur di atas 59 tahun ke atas sudah tidak dijadikan prioritas. Biasanya, pemberantasan buta aksara ini difokuskan pada warga yang masih sedikit produktif, memiliki kesehatan, penglihatan dan daya fikir yang masih bisa diandalkan.

“Jumlah warga buta aksara tersebar di sejumlah daerah, namun mayoritas berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Karang Penang, Kecamatan Sokobanah dan Kecamatan Ketapang,” jelasnya.

Namun demikian, pihaknya mengaku, penuntasan buta aksara tersebut tidak bisa dibebankan sepenuhnya ke instasnsinya, butuh dukungan lintas sektor dan semua elemen masyarakat.

“Tidak bisa hanya mengandalkan program pemerintah, butuh dukungan dan peran aktif dari semua elemen untuk bersama-sama menuntaskan buta aksara ini,” tandasnya. (Hyd/Lim)

Leave a Comment