SURABAYA, Lingkarjatim.com – Jumlah kasus difteri di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mencapai 46 kasus. Jumlah ini menjadikan Pasuruan sebagai penyumbang terbesar kasus difteri di Jatim.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mencatat 318 kasus difteri terjadi di Jatim sepanjang 2017. Dari jumlah itu, sebanyak 12 anak-anak meninggal.
“Sebenarnya ada lima daerah penyumbang terbanyak kasus difteri di Jatim, tapi Kabupaten Pasuruan paling banyak dengan 46 kasus,” kata Kepala Dinkes Jatim, Kohar Hari Santoso, dikonfirmasi, Rabu (6/12).
Kohar mengatakan, wilayah kedua terbanyak kasus difteri adalah Kabupaten Sampang, Madura, yakni 31 kasus. Kemudian disusul Kabupaten Gresik sebanyak 26 kasus, dan Kabupaten Nganjuk 19 kasus. “Sedangkan daerah yang paling sedikit adalah Kota Surabaya sebanyak 18 penderita,” katanya.
Dinkes Jatim, lanjut Kohar, telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah kembali bertambahnya korban akibat penyakit difteri. Salah satunya adalah bersama Dinkes Kabupaten/Kota melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada kasus difteri baru yang ditemukan.
“Kami juga melakukan Penyelidikan Epidemiologi, guna mengetahui jumlah atau banyaknya kasus difteri pada kontak erat, sebaran kasus dan faktor-faktor penyebab penularan serta menetapkan masuk dalam KLB apa tidak,” ujarnya.
Selain itu, Dinkes Jatim juga menggelar program pemberian pengobatan profilaksia kepada kontak erat penderita difteri. Selain itu, juga menyiapkan dan mendistribusi logistik antara anti difteri serum (ADS) dan antibiotik serta vaksin DPT Hib, DT, Td.
“Kita juga memfasilitasi pemeriksaan spesimen untuk menetapkan diagnosa ke laboratoriun rujukan nasional BBLK Surabaya,” kata Kohar. (Mal/Lim)