Ngalap Berkah Malam Salawe, Tradisi Peninggalan Sunan Giri

Peziarah di komplek Giri Kedaton pada malam salawe

GRESIK, Lingkarjatim.com – Tradisi meningkatkan ibadah pada hari ganjil di 10 hari terakhir dalam bulan Ramadan sudah dilakukan umat muslim sejak jaman dahulu termasuk di jaman Walisongo. Malam-malam itu diyakini malam turunnya Lailatul Qadar dengan harapan bisa meraih berkah kebaikan seribu bulan.

Minggu 9 juni 2018 adalah malam ke 25 Ramadan tahun ini. Warga Gresik mengenal malam ke 25 dengan sebutan malam selawe atau malam ngalap berkah.

Sebagai tradisi pada malam salawe biasanya masyarakat Gresik membuat acara Male yang dipusatkan di komplek Giri Kedaton.

Untuk perayaan Male tahun ini semakin meriah. Pasalnya ribuan warga Gresik dan sekitarnya memenuhi komplek Giri Kedaton.

Hadir juga pada acara tersebut Wakil Bupati Gresik Qosim, Pejabat, Ulama dan Tokoh Masyarakat.

Giri Kedaton yang merupakan komplek Makam Sunan Giri terletak di Kecamatan Kebomas, Gresik itu didirikan oleh Sunan Giri pada abad ke 15.

“Saya domisili di Jogyakarta tapi setiap malam selawean saya selalu pulang,saya asli Gresik jalan Dr Sutomo,” kata H Misbach salah satu peziarah yang di wawancarai.

Larangan kendaraan masuk ke akses komplek makam diberlakukan oleh petugas mulai perempatan Jl Dr Sutomo dan Jl RA Kartini.

UntukĀ  itu dari perempatan tersebut para peziarah harus jalan kaki bersama ribuan peziarah lain sambil menikmati aneka macam barang dagangan kaki lima yg di pajang di sepanjang trotoar jalan.

“Untuk sampai ke komplek Giri Kedaton ini saya bersama keluarga harus jalan kaki 1 km, tapi kami senang,” lanjutnya. (Yas/Lim)

Leave a Comment