BANGKALAN,Lingkarjatim.com– Masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan di Bangkalan mengeluh dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Menurutnya selain harga BBM lebih mahal, dirinya juga mengaku kesulitan untuk mendapatkan BBM karena ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi.
“Tadi malam anggota saya mengeluhkan karena mencari BBM di pom bensin itu tidak bisa karena harus ada berbagai persyaratan,” ucap H. Moh Gafur selaku ketua Kelompok Nelayan Al Ikhllas Bancaran Kamis, (08/09/22).
Hal itu, menurutnya malah tambah mempersulit masyarakat dalam mencari nafkah, khususnya bagi para nelayan.
“Jangankan yang tidak berwadah, saya sendiri yang punya kelompok ngurus ke dinas perikanan, KTP nya harus nelayan asli,” Lanjutnya.
Padahal menurut Gafur tidak semua nelayan di KTPnya berstatus sebagai nelayan. Jika harus mengubah status pekerjaannya ke Dispenduk itu malah tambah ribet, sedangkan masyarakat nelayan menurutnya sangat membutuhkan secepatnya karena untuk bekerja sehari harinya.
“Tidak semuanya nelayan asli yang berprofesi sebagai nelayan, yang dulu berprofesi sebagai sopir beralih ke nelayan kan tidak ada perubahan status KTP itu,” Ucapnya lagi.
Ia berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam menentukan kebijakannya, harus melihat situasi dan kondisi yang ada di daerah masing masing.
“Saya berharap pemerintah lebih bijak mengkondisikan masyarakat nelayan, karena nelayan itu bukan berangkat nelayan asli melainkan ada yang sebagai sampingan untuk mendapatkan tambahan dari profesi yang ada,” ucap Moh Gafur penuh harap.
Apalagi menurut Moh Gafur, selain hasil tangkapan terus menurun, harga BBM naik dan sulit sedangkan harga ikan tetap ini akan menambah lengkap penderitaan masyarakat nelayan.
“Sangat memberatkan para nelayan, yang mana harga ikan tetap, malah dibebani harga BBM yang naik,” Keluhnya.