SURABAYA, Lingkarjatim.com – Bencana alam rentan terjadi memasuki musim hujan mulai November hingga awal tahun 2019 mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur pun menghimbau agar masyarakat Jatim di 38 Kabupaten/Kota di Jatim untuk waspada.
“Saat ini sudah masuk musim hujan. Berdasarkan data BMKG Juanda bahwa puncaknya musim hujan akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2019 mendatang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, dikonfirmasi, Rabu (14/11).
Suban mengatakan berdasarkan data BNBP ada 12 ancaman bencana di Jatim. Sebanyak 11 bencana di antaranya merupakan bencana alam dan satu bencana non alam.
Untuk mengantisipasi bencana tersebut, Suban mengaku telah memetakan daerah rawan bencana di wilayahnya. Hasilnya, ada sekitar 400 desa yang tersebar di Jatim masuk dalam kawasan rawan bencana.
“Hampir semua daerah di Jatim rawan bencana, hanya saja bencana yang terjadi berbeda-beda,” ujarnya.
Misalnya, ada 22 Kabupaten/Kota di Jatim yang rawan banjir akibat wilayahnya dilalui sungai seperti Bengawan Solo, Sungai Welang Rejoso Probolinggo dan Sungai Pekalen Situbondo. Kemudian Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Jombang, dan Mojokerto.
“Daerah tersebut hampir setiap tahu langganan banjir. Karena pengaruh rob yang menggenang agak lama,” kata Suban.
Sedangkan untuk ancaman bencana longsor biasa terjadi di 13 kabupaten. Umumnya daerah yang memiliki pegunungan seperti Trenggalek, Probolinggo, Bondowoso, Pacitan, Ponorogo, Situbondo, dan Banyuwangi. “Kami sudah menggelar rapat koordinasi untuk kesiapsiagaan jika terjadi bencana,” ujarnya.
Selain itu, Suban mengaku pihaknya juga menginventaris peralatan penanggulangan bencana seperti tenda, perahu karet, dan radio komunikasi. “Kita juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum menghadapi bencana, agar masyarakat selalu waspada,” katanya. (Mal/Lim)