BANGKALAN, Lingkarjatim.com– Akhir-akhir ini banyak orang menghina ulama, bahkan terakhir ada warga Sidoarjo menghina nabi Muhammad SAW.
Hal itu mendapat perhatian dari tokoh ulama Indonesia, KH. Misbachul Munir, ia mengatakan siapapun yang menghina nabi dan ulama harus ditindak tegas.
Sebab, selama ini kata KH Misbahul Munir Nahdlatul ulama (NU) sebagai organisasi yang berpaham ahlussunah waljamaah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah memiliki prinsip bahwa ada perbedaan dan juga penyimpangan.
Jika perbedaan kita tolerir ditanah Indonesia, sedangkan penyimpangan harus dilakukan penegakan hukum. Karena hal itu meresahkan umat Islam.
“Soal Perbedaan kita tolerir, tapi kalau sudah menyimpang harus ditindak tegas,” kata pengurus MUI pusat itu saat mengisi ceramah Tabligh Akbar di Polres Bangkalan. Jumat (27/04/2018).
Oleh karena itu, Peristiwa menghina ulama, nabi di media sosial sebagai pelajaran bagi kita semua, dan saya minta kepada semua umat Islam dan non muslim jangan sampai melakukan penistaan agama.
“Makanya tadi saya sampaikan, umat Islam tidak boleh mencaci, agama lain, tuhan orang lain, jika itu yang dilakukan maka yang terjadi saling menyerang dan hal itu tidak sehat bagi bangsa ini,” jelasnya.
Saat ini MUI sudah memasrahkan kepada aparat kepolisian untuk menindak tegas penghina agama dan nabi Muhammad.
“Standardnya itu dikenakan pasal mengenai penghinaan dan penistaan agama itu sudah pasti,” ucapnya.
Ia menambahkan kita harus kembali kepada masalah pendidikan, dan sudah seharusnya melakukan instrospeksi diri, baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat agar tidak melakukan ujaran kebencian.
Dengan mudah kita menggunakan media sosial, jangan sampai mengikuti kemauan diri sendiri. Sebab, menggunakan medsos itu pasti ada resikonya.
“Sebenarnya sebagai umat Islam sudah diperingatkan apa yang kita lakukan, nanti akan dimintai pertanggungjawaban diakhirat nanti,” Jelas KH Misbachul Munir itu. (zan)