Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 23 Dec 2017 00:48 WIB ·

Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Generasi Tangguh


Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Generasi  Tangguh Perbesar

Sobat , Strawberry Generation, waspadalah anak-anak kita sekarang menjadi generasi strawberry yang nampaknya indah tapi rapuh karena terlalu dimanja dan di mana orang tua turut campur dalam berbagai hal. Mulai dari memilih jurusan, universitas, sampai pernikahan, maksud saya adalah pesta pernikahannya , saatnya mengubah generasi yang rapuh menjadi yang tangguh.

Lingkarjatim.com – Sobat, Hidup itu pada dasarnya adalah sebuah tantangan. Daya juang dibutuhkan untuk menembus hambatan, bukan sekedar ditatap atau diratapi. Dan kalau ada orang lain yang berhasil, belajarlah dari mereka. Terimalah kritik-kritik. Bukan menghindari atau mengutuk mereka, bahkan memenjarakan mereka, atau sekadar membuatkan pesan-pesan kebencian yang sering kita saksikan di dunia maya.

Sobat,Rhenald Kasali menyebut Mindset penerobos, penantang hambatan dan kesulitan itu disebut growth mindset. Ini adalah orang-orang yang punya daya juang, dididik terbiasa menghadapi kesulitan untuk menang. Sebaliknya generasi yang ‘manja’ yang menjadi strawberry itu disebut fixed mindset. Ia mudah hancur, digerus kompetisi dan ketidakpastian.

Oleh karena itulah, kita perlu mengingat orang tua dan para guru, betapa pun “ punya” dan “sejahtera” mereka, berikanlah tantangan pada anak-anak sedari muda. Biasakanlah mereka menghadapi kegagalan. Sebab, lebih baik mereka belajar dari satu-dua kegagalan, ketimbang akan menjadi gagal selama-lamanya karena terbiasa ditopang. Berikanlah mereka keterampilan hidup. Self rugulations, dan biasa membuat keputusan.

Sobat, Orang tua adalah guru hidup yang paling berarti bagi masa depan anak-anak. Orang tua yang memaksa anak-anaknya perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan dan introspesi. Anak-anak yang berhasil adalah anak-anak yang memiliki life skills dan bangsa yang menang adalah bangsa yang punya keterampilan untuk hidup dan yang cara berpikirnya sehat. Negeri ini membutuhkan orang tua yang cerdas dan guru yang pendidik, bukan pengajar yang sekadar memindahkan isi buku.

Sobat. Bakat itu bukanlah sesuatu yang sudah ada pada diri tiap-tiap manusia, melainkan manusia itu sendiri – dibantu orang-orang yang mengasihinya – yang menemukannya melalui latihan dan kerja keras.
Wahai para orang tua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.

Perjalanan hari ini membentuk anak-anak kita pada hari esok. Saya harap orang tua kelas menengah siap berubah. Janganlah khawatir berlebihan. Berilah kepercayaan dan tantangan agar mereka sukses seperti anda bahkan melebihi orang tuanya. Sebab, rumput sekalipun, kalau tidak terkena matahari, akan berubah menjadi tanah yang gundul.
Namun, harus saya katakan, melatih anak-anak berpikir dan mengambil keputusan sedari muda amatlah penting sepenting membangun pertahanan dan keamanan negara, kita butuh penerus yang cerdas dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Sebab, itulah situasi yang dihadapi anak kita kelak pada abad ke-21 ini.

Sobat, hidup dan kemajuan memang selalu berjalan beriringan dengan resiko. Orang yang tidak menjalani hidup beresiko maka tidak akan memiliki apa-apa dan dia tidak ada apa-apanya alias nothing. Mereka menghindari kepahitan dan rasa sakit, tetapi tidak bisa merasa, belajar, tumbuh, dan mencintai.”

Sobat, Deepak Chopra mengatakan, “guru” baik yang berada di alam semesta itu memiliki keteraturan yang dia sebut sebagai the seven spiritual laws of success. Alam yang baik itu bergantung pada tujuh hal yang berasal dari kita : Kejernihan pikiran, pemberian yang kita lakukan, hubungan yang harmonis, sebab akibat, niat utama dan tuntutan diri, pembebasan dari segala urusan masa lalu, serta darma ( keinginan menghasilkan karya terbaik). Begitulah kawan pepatah mengatakan, alam terkembang menjadi guru. Kita bisa berguru pada segala yang ada di alam. Jangan kita isolasi anak-anak kita dari alam beserta segala isinya yang kadang baik dan kadang menakutkan ini.

Sobat, beri anak-anak tantangan maka mereka akan menjadi pemimpin. Anak-anak kita sesungguhnya adalah rajawali, bukan burung dara. Namun secara psikologis dan tradisi, kita telah mengikat sayapnya sehingga mereka tidak bisa terbang tinggi. Mereka hanya menjadi ‘burung dara’ yang Cuma bisa melompat ke atap gedung, lalu turun lagi ke bawah tidak jauh-jauh dari rumah kita. Kita ikat sayapnya dengan berbagai belenggu, entah itu proteksi dan kenikmatan yang berlebiohan, keputusan yang tidak pernah kita izinkan untuk diambil mereka sendiri, bahkan sekedar untuk memotong rambut atau membeli sepatu. Banyak masalah mereka kita ambil alih cepat-cepat sebelum mereka bergulat mengatasinya sendiri dalam kecemasan, dan ketakberdayaan. Juga dogma, ancaman, ketakberdayaan dari pengalaman kita, serta kehadiran kita yang harus ada ke mana pun mereka pergi.

Jadi, bukan hanya mata pelajaran yang harus diperbaiki, teknik mengajar dan isi mata pelajaran pun perlu disempurnakan. Jadi, saya kira pendidikan memang perlu disempurnakan, diperbaiki, termasuk cara berpikir guru dan orang tuanya.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H Penulis Buku The Power of Spirituality, Narasumber tetap Thank God Tommorow is Friday Radio SMART 88.9 FM Surabaya, Pengurus Komnasdik Jatim. www.faqihsyarif.net )

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jelang Pilkada, PKB Buka Pendaftaran Calon Bupati Bangkalan 2024

24 April 2024 - 17:32 WIB

Peringati HPN 2024, PWI Sidoarjo Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

24 April 2024 - 17:24 WIB

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bupati Malang RK Akhirnya Bebas Bersyarat

23 April 2024 - 16:37 WIB

Pelantikan ASN Sidoarjo Cacat Prosedur, Sekda : Saya Mohon Maaf

23 April 2024 - 16:15 WIB

Tabrak Mobil Tronton, Suami Istri Pengendara Honda Vario Meninggal Dunia

23 April 2024 - 15:42 WIB

Trending di HUKUM & KRIMINAL