Mengadulah ke Lingkar Jatim

Mulanya kedongkolan. Seorang awak redaksi lingkarjatim.com, kesal bukan kepalang. Ia sudah antre berlama-lama di sebuah kantor cabang perusahaan telekomunikasi, tapi endingnya urusannya tak kelar juga.

Mungkin, banyak orang di tempat lain mengalami apa yang dia alami. Maka, dia usul lingkar jatim membuka kanal ‘surat pembaca’.

Saya tentu tak setuju. Alasannya sederhana. Saat ini, setiap orang punya media sosial. Punya facebook, instagram juga twitter. Mereka bisa posting keluhan apa saja di dunia maya.

Tapi, kata teman itu, ngeluh di medsos punya kelemahan. Belum tentu pejabat atau pemangku kebijakan yang layanan instansinya dikeluhkan, membaca dan tahu ada keluhan itu.

Sementara bila mengeluh lewat surat pembaca lingkar jatim, redaksi akan jadi fasilitator. Keluhan itu akan dikonfirmasikan ke pejabat atau instansi terkait.

Saya setuju alibi ini. Dan hanya butuh waktu sehari, perangkat dan sistemnya sudah rampung. Bila anda membuka situs ini, ada ikon whaatsapps di pojok kanan bawah, itulah sarana berkirim surat pembaca.

Tentu, semua keluhan yang masuk nantinya, akan dimoderasi. Kami seleksi terlebih dahulu. Redaksi tidak mau surat pembaca menjadi sarana pencemaran nama baik.

Maka, setiap pengirim, harus menyertakan nama dam alamat yang jelas. Keluhan atas nama samaran, nama anonim tak akan ditindaklanjuti.

Untuk mengetahui kebijakan privasi mengirim surat pembaca, silahkan klik banner dibawah ini. Kalau sudah paham, klik logo whatsappnya.

Kata sebuah pepatah Iran: Media massa adalah cermin hidup kita. Maka surat pembaca adalah cermin media massa itu sendiri.

Musthofa Aldo
Pemred Lingkarjatim.com

Leave a Comment