SURABAYA, Lingkarjatim.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung rencana Ibu Kota Indonesia dipindah ke Kalimantan Timur. Kata Khofifah, pemindahan ibu kota itu bakal berdampak positif terhadap prekonomian Jatim.
“Peluang besar bagi Jatim, khususnya dalam bidang perdagangan. Menguntungkan, tentu juga menguntungkan untuk bangsa Indonesia,” kata Khofifah, di Surabaya, Senin (2/9/2019).
Menurut Khofifah, pemindahan ibu kota Indonesia bakal membuka dua kemungkinan untuk kantor perwakilan dagangnya yang ada di Balikpapan. Yaitu akan diperluas atau akan dibukakan kantor baru di Penajam Paser.
“Kami juga baru sudah merapatkan agar Pemprov Jatim segera meninjau kantor perwakilan dagang Jatim yang ada di Balikpapan,” katanya.
Khofifah mengatakan Penajam Paser Utama sebetulnya tidak terlalu jauh antara Balikpapan dan Samarinda. Namun jika diperlukan, Khofifah mengaku membesarkan kantor dagang di Balikpapan, atau membuat baru di Penajam Paser Utara.
“Kalau kita harus membuat kantor perwakilan dagang di Penajam Paser, tentu kita siap. Karena sebetulnya Surabaya – Balikpapapan ini kapalnya direct. Dan kita punya banyak komoditas yang dikirim ke Kaltim,” kata Khofifah.
Menurut Khofifah, peluang luar biasa dan positif bukan hanya untuk Jatim, melainkan untuk seluruh bangsa Indonesia. Supaya ada pemerataan dan percepatan pertumbuhan di Indonesia Timur secara de facto bisa didapatkan.
“Pemindahan ibu kota ini akan menjadi konkrit bahwa upaya membangun pemerataan itu de facto dan de jure. Kalau de jure kan by regulation, by budget. Tapi de factonya kalau nggak ditempati, ditongkrongi, maka ya tetap saja di-remote tapi spend of control nya jauh,” ujarnya.
Khofifah menilai pemindahan ibu kota bakal muncul sentra pertumbuhan baru akan membuka ruang percepatan untuk pemerataan. Maka percepatan yang terjadi menurut akan dahsyat. “Salah satunya akan ada 100 ribu PNS yang akan ikut pindah ke ibu kota baru,” kata Khofifah. (Mal/Lim)