Keterbatasan Ekonomi, Mawan Puluhan Tahun Tempati Rumah Ambruk

Kondisi rumah Ambruk yang ditempati Mawan (63) warga Dusun, Kebuwen, Desa Kebun Sareh, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang

SAMPANG, Lingkarjatim.com- Salah satu potret kesenjangan ekonomi sosial yang sangat tinggi di Kabupaten Sampang, bisa dilihat dari kehidupan Bapak Mawan (63) warga Dusun, Kebuwen, Desa Kebun Sareh, Kecamatan Omben. Akibat keterbatasan ekonomi ia terpaksa puluhan tahun tinggal dirumah ambruk.

Mawan yang hidup seorang diri tanpa sanak family, terus bertahan hidup ditengah rumahnya yang semuanya terbuat dari bambu.

Pantauan dilokasi, semua tiang bambu penyanggah utama genteng, sudah keropos semua karena termakan usia bangunan yang tua.

Bahkan rumah Mawan tidak ada aliran listrik untuk kebutuhan penerangan di malam hari.

Menurut Mawan, ia tinggal dirumahnya sendirian sudah berjalan 30 tahun tanpa sanak famili. Bahkan ia mengaku tidak pernah menikah karena keterbatasan ekonomi.

Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja, ia mencarinya dengan membantu mengangkut air kebutuhan tetangganya yang jarak tembuhnya cukup jauh.

“Saya menempati rumah ini sudah berjalan 30 tahun, tapi yang ambruk tiang bambu karena dimakan rayap 10 tahun belakangan ini,” cerita Mawan pada Lingkarjatim.com, Selasa (3/7/2018).

Bahkan menurut pengakuan kakek separuh baya ini, ada sejumlah tetangga yang banyak menawarkan secara swadaya ingin membenahi rumahnya agar tidak bocor dan layak ditempati.

“Tapi saya menolaknya karena kebutuhan makan saya sehari hari sudah banyak dibantu tetangga,” ungkapnya.

Sukron Kepala Dusun, Kebuwen, Desa Kebun Sareh mengatakan, Mawan tinggal sendiri tidak pernah menikah, untuk kebutuhan makan sehari hari kadang-kadang Mawan bantu-bantu tetangga pekerjaan rumah seperti angkut air dan lain lain.

“Dari bantuan beliau, tetangga memberikan imbalan makanan seadanya. Sebab kondisi tetangga sekitar juga masih keterbatasan ekonomi. Jadi tidak bisa menjamin full kebutuhan makannya,” ujar Sukron.

Dikataan Sukron, warga sekitar sempat menawarkan bantuan swadaya untuk membenahi rumahnya dengan penunjang bambu seadanya, agar tidak parah dan layak huni, tapi tawaran warga ditolaknya.

Bahkan dua tahun lalu sempat ada pendataan bantuan pemerintah tentang rumah tidak layak huni (RTLH), tapi hingga saat ini bantuan tersebut tidak kunjung ada.

“Kami berharap Pemerintah Daerah melalui PJ Bupati Sampang saat ini bisa memperhatikan warga saya,” harap Sukron.

Sementara Sidik aktifis Jaka Jatim, koorda Sampang saat melihat langsung kondisi rumah Mawan, mengaku cukup prihatin dan tidak percaya jika ada warga Sampang yang rumahnya dekat dengan Kantor Bupati ambruk karena keterbatasan ekonomi.

“Kemana selama ini anggaran bantuan Pemerintah yang digelontorkan di Kabupaten Sampang,” katanya.

Kondisi Mawan adalah bagian dari potret kesenjangan sosial yang cukup tinggi di Kabupaten Sampang.

“Kondisi Pak Mawan tidak bisa memenuhi kebutuhan makan tiga kali sehari, sementara ada juga satu warga Sampang yang memiliki mobil mewah hingga lebih dari 5 unit,” tukasnya. (Hol/Atep/Lim)

Leave a Comment