BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bangkalan melakukan audiensi dengan pihak Dinas pendidikan (Disdik) dan Koordinator Wilayah (Koorwil) se-Kabupaten Bangkalan di kantor UPT Kecamatan Bangkalan, Kamis, (02/01).
Audiensi itu merupakan tindak lanjut pengawalan PMII terhadap banyaknya persoalan pendidikan yang terjadi di Bangkalan.
Ketua Umum PC PMII Bangkalan, Arif Qomarudin menyampaikan, Disdik belum bisa mengontrol kondisi di lapangan, melalui koorwilnya. Sehingga tidak sedikit sekolah yang memanipulasi data dapodik.
“Banyak data yang tidak sesuai dengan data di lapangan. Efeknya, banyak sekolah yang rusak tapi tidak mendapatkan bantuan,” kata dia.
Selain itu, Arif juga menyampaikan, masih banyak sekolah yang masih berkutat di persoalan kesenjangan guru. Sehingga membuat siswa kurang semangat dalam belajar.
“Ada beberapa sekolah yang PNS hanya kepala sekolahnya saja, yang lainnya bukan,” kata dia.
Dengan kondisi yang seperti itu, Arif mendesak pihak Disdik untuk menindak tegas oknum-oknum yang memberikan data tidak benar, agar menjadi perhatian dalam mengisi data dapodik.
“Kami minta disdik menindak tegas kepada sekolah yang tidak sesuai aturan, kasihan sekolah yang tidak layak di pakai,” ucap dia.
Tak hanya itu, Arif juga meminta kepada Koorwil untuk meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pemantaun kondisi sekolah di masing-masing kecamatan. Jika diperlukan ada laporan setiap saat kepada Disdik
“Koorwil harus lebih optimal dalam memantau sekolah, kalau perlu harus ada laporan setiap bulan dari Koorwil ke Disdik,” kata dia.
Menanggapi hal itu, Kabid Pemberdayaan SD, Disdik Bangkalan, Moh. Yakub berjanji akan menindaklanjuti permasalahan tersebut khususnya manipulasi data Dapodik.
“Kami akan melakukan pembenahan dalam pengisian Dapodik, terutama di operator sekolah,” ujar dia.
Yakub juga mengaku, pihaknya juga akan memberdayakan Koorwil untuk melakukan pengawasan di lapangan, sehingga pihak Disdik tidak hanya berdasarkan data yang di Dapodik saja.
“Kami akan aktifkan Koorwil ini, makanya kami panggil Koowil agar tahu kondisi yang ada di bawah,” katanya. (Moh Iksan)