SUMENEP, Lingkarjatim.com — Menghadapi musim kemarau, sejumlah daerah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur diprediksi akan mengalami kekeringan. Baik kering langka, kering kritis, bahkan hingga kering langka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Rahman Riadi mengatakan, sesuai estimasi, ada 38 desa berpotensi mengalami kekeringan. Desa-desa ini terletak di 10 kecamatan seperti Kecamatan Talango, Pasongsongan, Saronggi, Batuputih, hingga Kecamatan Batang-Batang.
“Estimasinya kita ada 38 desa di 10 kecamatan. Estimasinya ya,” kata Rahman saat dihubungi media ini melalui sambungan telephonenya, Selasa (30/06).
Namun, kata Rahman, jumlah potensi itu bisa berkurang jika kemarau yang terjadi tahun ini merupakan musim kemarau basah. “Kalau kemarau basah, potensi seperti pada data itu bisa saja berkurang,” katanya.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi hal tersebut. Kata dia, BPBD Sumenep melakukan pemetaan dengan tiga parameter, yaitu sampling data tahun lalu, intervensi yang dilakukan oleh OPD maupun desa seperti pengeboran air bersih, hingga usulan dari masyarakat.
“Intervensi kegiatan itu bisa mengurangi daerah yang dulunya kering kritis menjadi kering terbatas, dari kering terbatas bisa menjadi kering langka,” tambahnya.
Sejauh ini, Rahman mengaku belum menerima laporan terkait adanya desa maupun daerah yang sudah mengalami kekeringan. “Berarti masih ada sumber-sumber air di desa yang bisa digunakan oleh masyarakat,” tukasnya.
Kendatipun menerima laporan, Rahman mengaku pihaknya siap untuk mengambil tindakan, salah satunya dengan melakukan droping air bersih. Untuk melakukan ini, BPBD Sumenep akan bekerjasama dengan PDAM. (Abdus Salam)