BANGKALAN, Lingkarjatim.com– Imbas dari pemukulan yang terjadi antara Aliansi Mahasiswa Peduli Madura (AMPM) dengan Panitia PKKMB Universitas Trunojoyo Madura membuat salah satu panitia PKKMB yang terlibat langsung angkat bicara.
Subaidi salah satu panitia PKKMB mengatakan bahwa ia tidak akan memukul jika tidak dipukul terlebih dahulu.
Menurut pengakuan Subaidin yang main kekerasan adalah peserta aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Madura (AMPM).
Bahkan menurutnya salah satu peserta aksi yang bernama Toni menyebar kebencian tentang dirinya melalui History Wastapps Toni. Tentu saja hal itu bagi Subaidi merupakan perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap dirinya
.
“Baru setelah saya datangi ke rumah kosnya sekitar jam 01.00 malam dia mengakui kesalahannya, lalu di share di media sosial,seperti facebook, Intagram, WA. Hal itu dilakukan setelah di datangi dan meminta maaf kepada saya” Ucap Subaidi, Senin (21/08/2017).
Sementara Toni saat dihubungi melalui telepon mengaku ada rapat dan tidak memberikan keterangan apapun. Tetapi berdasarkan informasi permohonan maaf Toni terhadap Subaidi yang disampaikan lewat akun Facebook, bahwa kejadian itu terjadi karena adanya kesalahpahaman antara dirinya dengan Subaidi.
“Assalamualaikum, saya Toni Mahasiswa fakultas ekonomi mohon maaf atas kesalahpahaman di History WA saya. apa yang saya posting di history saya itu tidak benar, awal mula tindak pemukulan itu dikarenakan saudara saya Subaidi bermaksud membela diri, karena dirugikan oleh Raka yang melakukan pemukulan terlebih dahulu, akan tetapi pemukulan tidak tertangkap kamera (pengakuan Raka yang telah melakukan pemukulan terhadap subaidi),” Tulis Toni di akun Facebooknya.
Toni juga berharap dengan adanya klarifikasi tersebut bisa memperbaiki kesalahpahaman antar mahasiswa. “Semoga Permohonan maaf ini bisa memberikan pemahaman kepada saudara Subaidi atas perbuatan tidak menyenangkan ini,” Pungkasnya dalam tulisan. (Zan/Lim)