SUMENEP, Lingkarjatim.com — Hairul Anwar bukan nama baru di Kabupaten Sumenep. Ia kesohor sebagai seorang pengusaha, juga seorang politisi. Sebagai seorang pengusaha, ia sudah dikenal dari tingkatan lokal, hingga tingkatan nasional, begitupula dibidang politik.
Lelaki kelahiran 30 tahun lalu, tepatnya tahun 1980 itu terbilang sebagai seorang pengusaha sukses di Sumenep. Ia bisa dikatakan pengusaha paling sukses dari teman sejawatnya. Banyak bidang usaha yang dibidangi Ketua Kadin Sumenep itu.
Salah satu usahanya, dia sebagai distributor bahan-bahan material, semen, asbuton, dan sejumlah material lainnya. Ia juga dikenal sebagai seorang kontraktor di Sumenep dibidang kelistrikan.
Direktur PT Madura Energy menjadi pelaksana energi terbarukan kelistrikan di Kabupaten Sumenep. Setidaknya, apa yang dilakukan itu mengandung dan memberikan azas manfaat bagi masyarakat, baik wilayah daratan maupun kepulauan.
Dibidang politik, karirnya cukup melejit, kini dia menjabat sebagai Ketua DPD Barisan Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Sumenep. Tak salah, jika lelaki itu begitu disegani baik oleh lawan maupun kawan.
Kini, suami Noviana Citrayati itu menjadi salah satu sosok yang digadang-gadang pantas maju sebagai kontestan pada Pilkada Sumenep. Ia dianggap pantas mejadi salah satu pemimpin di Sumenep dengan segudang kecerdasan dan prestasinya.
Ia juga memiliki kedekatan dengan banyak tokoh nasional, seperti Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Bahkan, kemenangan pasangan Prabowo-Sandi di Sumenep pada Pilpres 2019 lalu, disebut tak lepas dari peran besar Hairul mengorganisir massa kala itu. Hal demikian pula yang dianggap memantaskan dia untuk bertarung di Pilkada Sumenep.
Selain itu, Hairul disebut juga memiliki gaya komunikasi yang cukup baik. Dia memliki gaya komunikasi yang suple, dan mudah diajak komunikasi oleh berbagai kalangan, teman sejawat, maupun komunikasi politik lintas partai.
Bagi Hairul, berkomunikasi dengan orang tak pernah dibedakan, ia menganggap semua sama, tak beda kelas rendah maupun elitis atau borjuis. Bahkan, dia akan sangat baik kepada orang yang tak mampu, tutur katanya santun dan penuh kekeluargaan.
Setiap hari, kantornya tak kalah rame dari Kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Sumenep. Banyak masyarakat berkumpul dan berdiskusi. Kalangan elite, mahasiswa, hingga abang becak terlihat duduk santai bersama lelaki itu.
Beberapa waktu lalu, jurnalis media ini berkesempatan berdiskusi langsung dengannya. Banyak hal yang dibicarakan, dia paham tentang semua tema, kiat-kiat kepenulisan, kepemimpinan, hingga kebangsaan, maklum, dikala waktu senggang, kegiatannya adalah membaca.
Sekitar sejam lebih diskusi ringan itu dilakukan, ada pesan menarik yang disampaikan Hairul. Ia menyebut ‘Politik adalah cinta. Cinta pada rakyatnya, cinta pada bangsanya, dan cinta pada negaranya’.
Apa yang dikatakan itu, memang benar. Di era Demokrasi, cinta dan komunikasi yang baik menjadi syarat penting untuk menjadi pemimpin sebuah daerah atau negara. Sebab, jika komunikasi tidak baik dan cenderung tidak sehat hanya akan menghadirkan kegaduhan, sehingga hilangnya makna sebuah cinta.
Hal ini mengingat partisipasi publik cukup kuat di era Demokrasi, utamanya mengambil kebijakan politis dengan penuh cinta. Angin komunikasi yang cukup apik akan memberikan kesan pro rakyat, dan menghindari konflik. Semua aspirasi rakyatnya akan menjadi pertimbangan nyata untuk kebijakannya.
Dengan makna poltik itu pula, sosoknya dianggap mampu membangun komunikasi yang penuh dan total, karena komunikasi yang dibangun bukan menegasikan dan merendahkan, namun mensejajarkan. Inilah esensi politik dalam membuka ruang komunikasi publik. Kata dia, Politic is Love. (Abdus Salam).