SURABAYA, Lingkarjatim.com – Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Jawa Timur mengutuk keras aksi brutal pembunuhan 31 pekerja Jembatan Trans Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tak lain adalah kelompok separatis yang menginginkan Papua merdeka.
“Itu tindakan biadab, keji, tak berperikemanusiaan,” ujar Ketua GM FKPPI Jawa Timur, R. Agoes Soerjanto melalui rilisnya kepada media di Surabaya, Rabu (5/12/2018).
Menurut Agoes, aksi biadab itu menunjukkan bahwa kelompok separatis tak ingin warga Papua maju dan sejahtera seiring pemerataan pembangunan yang masif dilakukan dalam empat tahun terakhir. Dia mengatakan, fokus pemerintah dalam membangun Papua selama empat tahun terakhir sepenuhnya adalah untuk kesejahteraan rakyat Papua.
Beragam infrastruktur dibangun, mulai jalan, jembatan, wilayah perbatasan antar-negara, bandara, pelabuhan, telekomunikasi, hingga energi termasuk listrik yang telah berhasil menerangi sejumlah wilayah Papua yang sebelumnya belum pernah merasakan setrum.
Selain itu, kebijakan pemerintah menerapkan BBM satu harga serta memangkas harga semen dari yang sebelumnya mencapai Rp500.000 sampai Rp1 juta per sak menjadi kisaran Rp100.000-200.000 per sak telah mampu mengakselerasi pembangunan di Bumi Cendrawasih.
“Tapi semua itu ternyata tak disenangi oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang tak lain adalah kelompok separatis. Mereka tak ingin warga Papua maju dan sejahtera karena eksistensi mereka ada kalau papua tertinggal. Padahal sekarang di Papua sudah tampak perubahan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Agoes mendesak pemerintah, khususnya TNI dan Polri, untuk bersikap tegas terhadap segala bentuk aksi yang merongrong NKRI.
“Tutup semua gerak kelompok separatis. Kalau soal menjaga NKRI, rakyat sepenuhnya berada di belakang pemerintah dengan segala alat negaranya untuk menumpas gerombolan separatis, tidak perlu khawatir dituduh melanggar HAM ini jelas-jelas mereka para kelompok bersenjata itu yang keji dan melanggar HAM” ujar Agoes.
Tak hanya di Papua, GM FKPPI Jatim mendesak TNI-Polri untuk tegas dalam menangani sejumlah letupan aksi mendukung separatisme Papua yang sempat terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia.
“Rakyat Papua sudah merasakan perubahan. KKB atau kelompok separatis ini hanya mengacau, tak ingin Papua sepenuhnya teraliri listrik dan tersambung dari satu kota ke kota lain. Maka pilihannya hanya satu, yaitu ditertibkan. Khusus mahasiswa-mahasiswa yang mendukung separatisme Papua, kalian harus paham bahwa kemajuan Papua sudah tampak di depan mata. Mari dukung pembangunan untuk kesejahteraan Papua,” tegas Didik Prasetiyono, Sekretaris GM FKPPI Jatim.
GM FKPPI, kata Didik, siap membantu aparat menertibkan secara damai terhadap aksi mahasiswa-mahasiswa pendukung separatisme Papua. “Kita siap berdialog, membangun kesepahaman, membuka ruang publik untuk diskusi dan bahkan siap memfasilitasi jika kawan-kawan mahasiswa Papua di Jatim yang ingin menyampaikan aspirasi soal pembangunan Papua ke pemerintah,” ujar Didik yang juga mantan Komisioner KPU Jatim ini.
Seperti diketahui, 31 Pekerja jembatan Trans Papua dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata(KKB) pimpinan Egianus Kogoya, Minggu (2/12/2018), di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Para pekerja itu merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya yang ditugaskan untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah tersebut. (Lam/Lim)