Gelar Pendidikan Politik, DPC PDI Perjuangan Sampang Serukan Budaya Literasi dan Bermedia Sosial Yang Sehat

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Mengusung tema “Melawan Hoax Dengan Budaya Literasi dan Bermedia Sosial yang Sehat” Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDI Perjuangan) Kabupaten Sampang sukses menggelar kegiatan sekolah politik. Minggu (18/10).

Kegiatan yang berlangsung di Sasana Pertemuan Hotel Panglima, Kota Sampang itu dihadiri oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Moch. Norahmad, Perwakilan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep Darul Hasyim Fath, Waki Ketua Bidang Bappelu DPC PDI Perjuangan Mohammad Hafidz.

Selain itu, kegiatan tersebut juga diikuti 100 peserta dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan 14 Kecamatan se-Kabupaten Sampang, simpatisan, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan sejumlah pihak terkait lainnya.

Dalam laporannya, Iwan Efendi Anggota DPRD Kabupaten Sampang yang didapuk sebagai Ketua Pelaksana Pendidikan Politik DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sampang melaporkan bahwa kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan kepartaian dalam satu tahun.

“Pengambilan materi saat ini tidak lepas dari peran media sosial yang terjadi saat ini, sehingga pengurus dan panitia sepakat mengusung konsep literasi dan media sosial ini,” katanya.

Pihaknya berharap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga bisa memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang cara-cara dan pentingnya menggunakan media sosial yang baik dan benar.

Ditempat yang sama. Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sampang Moch. Norahmad dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini, media sosial tampaknya menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menemukan sejumlah informasi di saat sejumlah informasi mainstream sulit dipercaya publik. Sehingga media sosial yang awal mulanya diciptakan untuk membuat update status atau menemukan kembali teman-teman lama yang berpisah, berubah menjadi sarana seseorang menyampaikan pendapat politik, mengomentari pendirian orang lain.

“Alhasil, kabar bohong beredar di dunia maya, disebar dari satu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter ke WhatsApp grup dan dalam beberapa jam tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya pesan itu telah mengundang amarah atau rasa takut pengguna,” katanya.

Untuk itu pihaknya menyerukan pentingnya membangun sebuah kesadaran akan pemanfaatan media sosial secara baik, untuk kepentingan yang lebih bermartabat demi kedamaian dan kesejahteraan masyarakat.

“Maka media massa harus terus memanfaatkan segala kemampuan dengan tetap menjaga netralitas dan profesionalismenya untuk menjadi panduan informasi yang benar dan penting bagi masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam kegiatan tersebut pihaknya sengaja mendatangkan pemateri yang berkompetensi untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang bagaimana cara menggunakan media yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Sesuai tema yang diangkat, kami mengajak masyarakat untuk sadar literasi dan mampu bermedia sosial yang sehat,” ajaknya.

“Terimakasih kepada seluruh panitia dan simpatisan yang ikut serta dalam menyukseskan kegiatan ini, sehingga mampu memberikan manfaat tentang cara penggunaan media sosial yang benar,” harapnya. (Abdul Wahed/*)

Leave a Comment