Fungsi Lain Media Sosial

Dulu, bila ingin tahu bagaimana watak asli seseorang. kita dianjurkan bertanya kepada teman atau tetangganya.

Tapi, Mentri Keuangan Sri Mulyani punya cara lain yang lebih praktis dan layak diikuti karena nampaknya lebih efektif.

Menurut Sri untuk mengetahui bagaimana watak dan tabiat seseorang: pantaulah media sosialnya.

Ketika melantik 499 pejabat eselon II dan III di Kemenkeu 14 Juni lalu, Sri Mulyani mengatakan bahwa dia mengawasi seluruh media sosial para pejabat di kementerian itu.

Sri Mulyani melakukan itu karena para pejabat punya tanggung jawab menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Nampaknya, mantan direktur Bank Dunia ini mencium gelagat, ada pejabat Kemenkeu yang bersikap eksklusif yaitu mementingkan golongan sendiri.

Bagi Sri, meski media sosial adalah ranah privat. Namun, selama masih jadi pejabat aktif, sikap dan pandangannya di media sosial pasti akan dikaitkan dengan Kemenkeu.

“Yang Anda sampaikan di sosial media walaupun itu atas nama pribadi, itu dilihat sebagai bagian yang tidak terpisahkan bahwa Anda adalah keluarga Kementerian Keuangan.” kata Sri Mulyani.

Dan tindakan Sri Mulyani benar. Sebab, media sosial lebih bisa memprediksi dengan presisi watak seseorang. Apa yang seseorang like, share, juga komentari, pastilah mencerminkan isi hati dan kepala.

Ketika Pilpres April lalu misalnya, seorang teman mengelak mengakui bahwa dirinya adalah seorang kampret, istilah yang diidentikam sebagai pendukung fanatik Prabowo-Sandi.

Dia bersilat lidah dengan mengaku netral. Bukan pendukung Jokowi, bukan pula pendukung Prabowo. Tapi, semua ucapannya itu bertolak belakangan dengan segala aktivitasnya di media sosial yang sangat kuat mengesankan dia pendukung Prabowo.

Teman itu, akhirnya mengakui bahwa dia memang tidak menyukai Jokowi bahkan sejak pemilu 2014. Maka dalam tanding ulang Pilpres April lalu, dia akan mendukung calon selain Jokowi. 

Bagja Hidayat, pemimpin redaksi majalah Forest Digest, dalam satu esainya menyebut media sosial adalah topeng. Sebab, ada orang yang begitu ramah di dunia nyata, bisa begitu kasar saat di dunia maya. seolah tak sadar bahwa mungkin ada orang yang tersakiti karena ucapannya.

Ketika belakangan ini banyak orang terjerat perkara hukum karena ucapannya di Media Sosial. Banyak yang kaget karena yang ditangkap itu adalah seorang dosen. Ketika di kampus, si dosen bisa berpura-pura bijak pada mahasiswanya. Tapi begitu berada di dunia Maya, jadi penyebar hoax dan ujaran kebencian.

Dalam hal paling sederhana, memantau media sosial juga bisa digunakan dalam mencari jodoh. Ketika ada pria mendekati seorang wanita, maka si wanita bisa mamantau media sosialnya agar tahu seperti tabiat dan wataknya.

Bila si pria tak punya media sosial, maka kembali ke pasal pertama. Bertanyalah pada teman dan tetangganya. (Musthofa Aldo)

Leave a Comment