Fakta-fakta Kaitan Peredaran Narkoba dan Tingginya Kriminalitas di Pulau Kangean

GMK Melakukan Aksi Unjuk Rasa di Depan Mapolres Sumenep

SUMEMEP, Lingkarjatim.com – Narkoba erat kaitannya dengan meningkatnya kriminalitas di sebuah daerah. Fakta ini terungkap saat mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) berdemo di Mapolres Sumenep. Mereka bahkan menyebut kriminalitas akibat narkoba di Pulau Kangean tidak hanya pencurian, tapi juga memicu pembacokan hingga pembunuhan.

Bukan hanya itu saja, mereka juga mengatakan, peredaran narkoba di pulau tersebut kian tak terkendali. Parahnya, pengguna barang haram itu sudah menjamur diberbagai kalangan, mulai orang tua, dewasa, bahkan anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar disebut sudah mengonsumsi barang haram itu.

Peredaran narkoba inilah, yang menjadi mata rantai maraknya angka kriminalitas di Pulau Kangean. Lebih-lebih, pihak keamanan disebut tidak bisa melaksanakan pengendalian maksimal terhadap masuknya narkoba ke pulau itu.

Dikatakan, hampir setiap bulan pihak kepolisian menangkap pengguna narkoba di Pulau Kangean. Hanya saja, yang ditangkap hanya pengguna kelas teri. Polisi tidak pernah menyentuh bandar ataupun pemasok narkoba ke Pulau Kangean.

“Padahal terkait dengan kasus-kasus tindakan kriminalitas dan narkotika di Kepulauan Kangean itu hampir setiap bulan terjadi, tapi ternyata hanya segelintir atau kurir kecil saja yang diungkap oleh Polres Sumenep,” kata Ketua GMK, Ainul Yaqin.

Mereka meminta, Polres Sumenep melakukan pengendalian secara berkala. Polisi diminta melakukan patroli disetiap desa di Pulau Kangean. Bahkan, Polisi diminta melaksanakan razia bagi kapal yang hendak masuk ke kangean, utamanya di pelabuhan untuk mencegah masuknya narkoba ke pulau itu.

Sementara itu, Kapolres Sumenep, AKBP Deddy Supriadi mengatakan, setiap kejahatan yang terjadi, wajib untuk diungkap. Termasuk kasus kriminal yang terjadi di Pulau Kangean.Cepat atau lambat, pelaku kejahatan itu akan terungkap.

Sedang untuk kasus narkoba, Deddy mengatakan pihaknya sudah mengatakan perang terhadap narkoba. Namun, untuk mengungkap kasus itu di wilayah kepulauan, petugas masih mengalami kesulitan. Penyebabnya, karena minimnya personel di kepulauan.

Selain minim personel, kata Deddy, kasus narkoba merupakan kasus sensitif. Sehingga polisi merasa kesulitan saat hendak mengungkap setiap orang yang terlibat. Untuk itu, Deddy berharap adanya bantuan informasi dari masyarakat terkait kasus itu, dengan janji, identitas pemberi informasi akan disembunyikan.

“Selain ada penindakan kita perlukan pencegahan. Tapi tadi saya katakan, saya inginkan tidak perlu ada pencegahan sebenarnya untuk khusus narkoba. Itu kejahatan sudah terlalu lama, maka layaknya disikat,” kata Deddy. (Abdus Salam)

Leave a Comment