Dua Tokoh Masyarakat Madura Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

Anggota DPR RI, Slamet Ariyadi

SUMENEP, Lingkarjatim.com — Dua tokoh asal Pulau Madura, Jawa Timur diusulkan untuk ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Dua tokoh tersebut, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan dan Pangeran Trunojoyo.

Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN), Slamet Ariyadi menyampaikan, dua tokoh asal Pulau Garam ini memiliki kontribusi besar terhadap Indonesia. Sehingga layak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

ia mengatakan, selama pemerintahan Joko Widodo, belum ada penetapan pahlawan nasional asal Madura. Sehingga dalam rapat paripurna DPR RI, dua tokoh ini, kata Slamet menjadi penting untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Slamet menjabarkan, Pangeran Trunojoyo merupakan salah satu pahlawan yang ikut andil dalam perang melawan kolonial belanda di masa penjajahan. Nama dia, kata Slamet saat ini sudah diabadikan menjadi nama sebuah universitas ternama di Pulau Madura.

Sementara itu, Syaikhona Kholil, selain sebagai salah satu ulama yang melahirkan ulama-ulama besar di Indonesia, kata Slamet merupakan salah satu tokoh penting di dalam berdirinya organisasi islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Kini kontribusi NU terhadap negara sudah tidak bisa terbantahkan.

“Dua nama tokoh nasional, Pangeran Trunojoyo adalah pejuang yang melawan penjajah kolonial Belanda dan namanya diabadikan sebagai nama Universitas Trunojoyo Madura, dan Syaikhona Kholil sebagai pejuang yang melahirkan organisasi terbesar di Indonesia (NU) dan namanya diabadikan sebagai nama Kampus Syaikhona Kholil Bangkalan,” kata Slamet Ariyadi.

Maka mengapa tidak, kata Slamet negara menetapkan dua tokoh yang berkontribusi besar terhadap negara ini ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Untuk itu, harapan Slamet terhadap pemerintah begitu besar.

“Sejarah mencatat, Belanda gentar dengan dua tokoh bernama pangeran Trunojoyo dan Syaikhona Kholil. Ingat, pangeran Trunojoyo melawan Belanda bukan di Madura, tapi mulai dari tanah Mataram hingga Kediri. Begitupula Mbah Kholil, beliau adalah guru dari Mbah Hasyim Assyari, jika tak ada Mbah Kholil, maka, tak ada NU,” terang Slamet Ariyadi.

Slamet menambahkan, Masyarakat Indonesia juga perlu tau, jika pangeran Trunojoyo gugur di medan pertempuran melawan Belanda. Sehingga atas nama masyarakat Madura, ia menilai negara harus memasukkan kedua nama tokoh tersebut sebagai Pahlawan Nasional.

“Kedua nama itu telah berkontribusi dan berdedikasi atas kemerdekaan Republik Indonesia,” tukas Legislator asak Dapil Madura tersebut. (Abdus Salam).

Leave a Comment