Debu Galian C Ganggu Aktivitas Belajar Siswa di Banyuates

Setiap hari murid SDN III Morbatoh, Kecamatan Banyuates harus kerja bakti membersihkan ruang kelas akibat tumpukan debu pertambangan disekitar sekolah

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Aktivitas pertambangan galian C di Desa Morbatoh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang menimbulkan polusi debu yang sangat menggangu aktivitas belajar mengajar di SDN III Morbatoh. Pasalnya lalu lalang kendaraan dump truck pengangkut sirtu saat melintas menimbulkan polusi udara, bahkan membersihkan tumpukan debu menjadi rutinitas siswa setempat.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN III Morbatoh, Kristinawangsih. Ia mengatakan bahwa kiriman debu dari kendaraan dump truk dari pertambangan sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Namun dalam dua bulan terakhir kondisinya yang paling parah, dimana tumpukan debu yang ada semakin tebal dan delapan kelas terkena polusinya.

“Dua bulan ini yang sangat membahayakan, dulu ada kegiatan penyiraman yang dilakukan pihak terkait, tapi akhir-akhir ini jarang terlihat kembali,” katanya melalui jaringan selluler pribadinya, Sabtu (10/8/2019).

Dikatakannya, selain mengganggu aktivitas belajar mengajar siswa, polusi udara yang diakibatkan oleh pertambangan tersebut juga mengganggu terhadap kesehatan warga sekitar pertambangan, sehingga pihaknya meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui dinas terkait memperhatikan kondisi tersebut.

“Saat ada program kesehatan, petugas yang hadir kalau daerah sekitar sudah masuk kategori zona tidak sehat, yang jelas ini berdampak terhadap siswa yang belajar setiap hari,” tambahnya.

Dari delapan ruangan yang ada, dua ruangan yang paling memprihatinkan, yakni ruang kelas V dan ruang guru, selain debunya cukup tebal kondisi tersebut diperparah akibat lalu lalang kendaraan dump truk yang tidak menggunakan terpal penutup.

“Kami berharap ada solusinya, jangan dilakukan pembiaran, minimal penyiraman kembali dilakukan,” harapnya.

Sementara itu, Plt. Camat Banyuates Fajar Sidiq mengaku belum mendapatkan laporan kondisi tersebut, namun pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak terkait untuk mengetahui lebih detail kondisi yang terjadi akibat polusi dari pertambangan tersebut.

“Saya masih akan melakukan klarifikasi dengan bagian pendidikan, sehingga nanti bisa menindaklanjuti laporan yang ada,” katanya.

Sementara itu, H. Namli pemilik pertambangan galian C, mengaku akan menjaga dan meminimalisir dampak negatif dari pertambangan yang dilakukan pihaknya, bahkan proses penyiraman yang sempat tertunda akan kembali diintensifkan.

“Musim panas juga ikut berpengaruh, yang jelas penyiraman akan kembali dilakukan dalam satu dua hari kedepan,” singkatnya. (Hyd/Lim)

Leave a Comment