Cerita Wasilah, Tumornya dan Saudagar Bawean

GRESIK, lingkarjatim.com – Jumat (11/10) kemarin. Saya ikut tim PKH Kabupaten Gresik. Menengok seorang ibu muda 28 tahun, bernama Wasilah. Sudah tiga hari, ibu satu anak itu dirawat di RS Ibnu Sina. Ia ditemani ibu dan suaminya Shohib.

Wasilah adalah contoh warga miskin dengan penyakit berat, yang tak  tahu cara mengaksese fasilitas kesehatan gratis lewat program JKN KIS PBI.

Ironisnya, sekalinya bisa mengakses JKN KIS PBI, tumor payudara yang diderita Wasilah, ternyata tak termasuk kategori penyakit yang dibiayai program itu. 

Kisah Wasilah bermula pada 2018. Warga Dusun Kumalasa, Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, Gresik ini mendeteksi benjolan di sekitar payudaranya.

Dia pun berinisiatif memeriksakan diri ke Rumah Sakit Jombang. Dokter memonisnya menderita tumor jinak. Dan sangat mungkin sembuh dengan operasi karena tumornya baru 6 centimeter.

Namun Wasilah urung mengikuti saran dokter. Ketiadaan biaya, penerima program PKH ini pun hanya bisa pasrah dan berupaya sembuh dengan pengobatan murah alternatif.

Setahu berselang, tepatnya September 2019, Wasilah kembali ke daratan, tepatnya ke Sidoarjo untuk kembali berobat alternatif dengan kondisi payudara lebih besar dari ukuran kepala beliau.

Beberapa hari di Sidoarjo bu Wasilah sempat mengalami gizi buruk dan Albumin rendah dengan gula darah 20mg/dl, sementara normal 120 mg/dl, sehingga berulang kali pingsan dan dilarikan ke RSI Wonokromo.

Dokter RSI memberi rujukan ke RSUD Soetomo Onkologi bedah. karena melihat kondisi tubuh yang belum stabil pihak RS belum berani mengambil tindakan, beberapa hari di RSUD Soetomo Ibu Wasilah memilih pulang ke Bawean dan kembali drop.

Dari Bawean Ibu Wasilah kembali dirujuk ke Dokter Bedah RS Petro Gresik dengan menggunakan kartu JKN-KIS PBI. Ia dirawat inap selama 3 hari di sana.

Sayang, Menurut keluarga, saat itu pihak RS Petro tidak bisa melakukan tindakan operasi besar dengan kartu JKN-KIS PBI dan akhirnya dirujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik.

Saat ditemui Tim PKH Kabupaten, di RS Ibnu Sina, Jumat (11/10/2019), Wasilah terlihat tertidur tak berdaya di atas ranjang dengan jarum infus di tangannya. Matanya berkaca, seakan dirinya tak percaya akan apa yang saat ini sedang dirasakan.

Dalam visit dan asessement itu, terungk diketahui bahwa Ibu Wasilah dan keluarga memiliki kekhawatiran akan beban ekonomi dalam hal biaya operasi (kekurangan pengetahuan tentang akses JKN-KIS PBI) dan tekanan emosional sehingga timbul pertanyaan apakah bisa sembuh dari penyakit tersebut.

Namun ‘Tuhan tidak tidur’. Di RS Ibnu Sina, Wasilah dipertemukan dengan Ida Musilhah, pegawai di rumah sakit itu. Rupanya, Ida yang juga pengurus organisasi bernama (Persatuan Saudagar Bawean) memastikan organisasi itu akan membantu biaya operasi Wasilah. Operasi akan dilakukan  tindakan Selasa 15 /10/2019, menunggu kondisi fisik Wasilah stabil.

Akhirnya Tim PKH bisa bernafas dengan lega dan keluarga mengucap syukur bahwa operasi akan segera dilaksanakan.

Dalam visit ini Tim PKH akan terus memantau kondisi Ibu Wasilah pasca operasi dilakukan dengan  mengakses JKN-KIS PBI, Tim PKH berupaya melakukan penggalangan dana bagi donatur di internal untuk memenuhi kebutuhan hidup pasien dan keluarga selama di RS Ibnu Sina.

Sebuah  tim relawan dari Bawean juga akan datang membantu pengurusan administrasi bagi Ibu Wasilah. 

(M Khudhaifi)

Leave a Comment