GRESIK, Lingkarjatim.com – Kondisi lingkungan laut yang kian rusak akibat pemanasan global dan ancaman abrasi pantai, membuat PT Smelting dan berbagai pihak bergerak dengan menanam pohon mangrove di wilayah hilir Sungai Bengawan Solo, Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (23/5/2017)
Kegiatan ini adalah program Corporate social responsibility (CSR) PT Smelting, bekerjasama dengan Media Suara Rakyat Gresik serta Pokmaswas Sari Laut Desa Pangkah Kulon.
Dapartemen Manager PT Smelting, Hedeki Hirokawa menuturkan tujuan program ini adalah sebagai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan laut, apalagi kian tahun kondisinya semakin memprihatinkan dengan kerusakan akibat terkena abrasi air laut.
“Perusahaan kita (PT Smelting) punya keinginan melestarikan lingkungan, dan daerah pesisir harus dijaga kelestariannya dari abrasi pantai,” ujar pria asal Jepang ini.
Untuk kegiatan kali ini, lanjut Hirokawa, Sebanyak 10.000 pohon berhasil ditanam dikawasan tersebut, jadi total jumlah pohon yang berhasil ditanam dikawasan seluas 3 hektar tersebut, sudah mencapai 23 ribu pohon mangrove sejak program tersebut dijalankan.
“Aksi tanam pohon ini sudah dimulai sejak 2014. Kita sudah keempat kalinya lakukan penanaman dikawasan ini, Kedepannya kita targetkan tiga puluh tiga ribu, pohon mangrove yang kita tanam disini,” tambahnya.
Ainul Hidayat (47) koordinator acara menjelaskan, kegiatan tanam pohon ini bertujuan jangka panjang. Selain mencegah abrasi pantai, juga bertujuan meningkatkan perekonomian warga, sebab kabarnya dinas terkait sudah merencanakan wilayah tersebut menjadi ekowisata.
“Kegiatan ini adalah tahap awal. Ada tahap lagi yaitu nantinya lokasi ini dijadikan ekowisata. Dan harapannya akan mengangkat tenaga kerja baru dan meningkatkan perokonomian warga,” tutur Dayat.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik melalui Kepala Bidang (Kabid) Tata Lingkungan, Any Mardiani, saat ditemui usai mengikuti acara tersebut, berharap agar kegiatan yang dilakukan oleh PT Smelting ini akan terus berkelanjutan sebagai langkah untuk konservasi ekositem laut.
“ Kita harapkan kegiatan konservasi ini terus berkelanjutan, agar ekosistem laut tetap seimbang, terjaga dari kerusakan ” ujarnya.
Selain itu, Ani Mardiyani juga membenarkan, jika wilayah konservasi mangrove tersebut akan diirencanakan menjadi ekowisata oleh lintas Dinas, yaitu Dinas Kelautan Dan Perikanan, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan serta Dinas Lingkungan Hidup.
“Nanti wilayah itu direncanakan akan dijadikan lokasi ekowisata dan nanti kewenangannya lintas dinas yang terkait,” tambahnya. (Ron/diq)