Cara Pemprov Jatim Tekan Angka Pengangguran, Lewat SMA/MA Double Track

SURABAYA, lingkarjatim.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur lewat SMA/MA Double Track berkolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta Perguruan Tinggi, menyambut Industri 4.0 sekaligus menghasilkan para lulusan angkatan kerja yang terampil, produktif serta inovatif.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, SMA/MA Double Track memberikan jawaban atas terciptanya SDM berkualitas, khususnya bagi lulusan SMA di pasar kerja bersinergi dengan program Millenial Job Center (MJC) dan One Pesantren One Product (OPOP).

“Cipta Lapangan Kerja dengan inovasi SMA/MA Double Track diharapkan setiap tahun bisa menghasilkan serta menciptakan 600 ribu peluang kerja baru. Di mana, 600 ribu di antaranya dihasilkan lewat SMA/MA Double Track ini. Sementara setiap tahun angkatan kerja baru di Jawa Timur mencapai 800 ribu orang,” kata Khofifah, Senin (30/12/2019).

Presiden Jokowi, kata Khofifah, di berbagai kesempatan menekankan pentingnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui program Cipta Lapangan Kerja.

Terlebih, cipta lapangan kerja di Indonesia sangat terkait erat dengan bidang pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

“Hari ini terdapat Double Track SMA sudah 157 sekolah dan Double Track untuk Madrasah Aliyah (MA) mencapai 120 MA. Saya ingin ini menjadi energi, potensi dan skill baru untuk membangun seluruh energi yang kita punya di Jatim untuk menciptakan inovasi lapangan kerja baru,” jelasnya.

Bedasarkan data kelembagaan dan data siswa untuk jenjang SMA di Jatim Tahun 2018, terdapat sekitar 116.772 (67,84%) siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.


Khofifah yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial era Presiden Jokowi pada Kabinet Kerja menyatakan, bahwa tahun 2020, terdapat total Rp 190 Trilliun Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dari jumlah KUR yang ada tersebut suku bunga interestnya sangat kecil, yakni mencapai 6 persen.

Untuk itu, kepada siswa SMA/MA Double Track yang sudah bersertifikasi siap untuk mandiri dan bersaing lewat market place dan bertransaksi secara online dan pasar digital untuk dapat bersaing.

Ke depan, lanjutnya, bentuk pelayanan yang mendekatkan diri kepada konsumen atau masyarakat yang akan lebih dibutuhkan.

“Saya ingin mengajak kepada DUDI memberikan ruang seluas-luasnya bagi para lulusan SMA/MA khususnya yang telah bersertifikat melalui program Double Track. Terutama, bagi SMA/MA Double Track yang telah memiliki ruang training, ruang ujian, ruang karier dan ruang dagang secara online yang bisa digunakan sebagai data base untuk menyaring kompetensi yang dimiliki,” tegasnya.

Nantinya, jika data base yang dimiliki bisa dikoneksikan kepada anak-anak yang memiliki skill tertentu dan sudah tersertifikasi, Khofifah menyebut hal itu akan menjadi energi kemandirian baru yang luar biasa di tahun mendatang.

Terlebih lagi, jika SMA/MA Double Track nantiya bisa memperoleh KUR sebagai modal usaha.

“Saya ingin anak-anak mempunyai harapan besar yang dimulai dari hal yang sederhana. Dari yang kecil akan menuai sukses di masa mendatang asal dilakukan penuh ketekunan dan tidak pernah berhenti berinovasi,” imbuhnya.

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jatim Hudiono menjelaskan, sasaran utama dari program SMA/MA Double Track ini adalah siswa SMA Reguler yang berencana tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Maka siswa dibekali dengan keterampilan khusus yang diberikan intensif pada kelas XI.

“Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tercapainya 157 lembaga SMA/MA dan 14.000 peserta didik pelaksana program Double Track se Jatim,” tegasnya.

Program SMA Double Track ini telah berjalan selama 2 tahun.

Pada tahun pertama, telah melibatkan 19 kabupaten, 86 sekolah, 420 trainer dan 9.009 siswa. Tahun kedua berkembang menjadi 28 kabupaten, 157 sekolah, 700 trainer dan 14.000 siswa.

Ditempat yang sama, Rektor ITS Prof. Moch Ashari mengatakan, keberadaan SMA Double Track yang dilakukan di Jatim ini bertujuan untuk mengurangi jumlah pengangguran di Jatim.

Tak hanya itu, SMA Double Track ini, juga akan membekali siswa/siswi untuk memiliki keterampilan sebagai bekal menembus pasar kerja di Indonesia maupun dunia. (Eddy Aryo)

Leave a Comment