Tidak hanya sampai disitu, Jaelani selanjutnya melakukan koordinasi dengan para pekerja yang ada dilapangan.
“Setelah itu kami rembukan sama pekerja yang ada dilapangan untuk menyampaikan keluh kesah dari masyarakat dan Alhamdulillah kami di respon,” ucapnya bahkan para pekerja tersebut mengaku akan menyampaikan apa yang menjadi keluhan warga setempat.
Keesokan harinya, Jaelani mengatakan bahwa yang datang menemui dirinya adalah kepala tukang dan tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
“Setelah kami menunggu besoknya teryata yang datang cuma ketua tukang, kemudian kami temui dan melakukan rembukan namun sama saja rembukan daripada keluh kesah masyarakat ini tidak ada solusi,” tuturnya.
“Kami khawatir kalo ini dibiarkan dana yg lumayan besar itu (300 jt) salah digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Jaelani mengkhawatirkan pekerjaan proyek tersebut tidak dikerjakan sesuai spesifikasi yang seharusnya.
“Terkesan Abal-abal, dan banyak tembok yang mau roboh, tapi tidak diperbaiki, malah cuma diplaster dan ditembel, Juga anehnya dalam proyek ini papan namanya tidak dipasang, entah itu karena tawadhuk atau memang proyek ini proyek siluman,” pungkasnya seraya mengaku akan terus mengawal hingga ada kejelasan dari pihak pemegang proyek.
Namun sayangnya, upaya tim media lingkarjatim untuk melakukan konfirmasi perihal penolakan tersebut tidak membuahkan hasil.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Bangkalan hingga berita ini ditulis belum memberikan respon apapun perihal komfirmasi yang tim lingkarjatim lakukan.
Begitupun dengan Kepala inspektorat Kabupaten Bangkalan juga belum ada respon apapun atas upaya konfirmasi yang dilakukan oleh tim media lingkarjatim.com. (Hasin)