Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 29 Jan 2020 12:48 WIB ·

Belum Ada Vaksin untuk Corona, Pemuda Ini Sarankan Masyarakat untuk Makan Sayur Kelor


Belum Ada Vaksin untuk Corona, Pemuda Ini Sarankan Masyarakat untuk Makan Sayur Kelor Perbesar

BANGKALAN, lingkarjatim.com – Merebaknya virus corona menjadi isu populer hingga seluruh dunia, pasalnya sudah banyak nyawa melayang karena terjangkit virus populer tersebut karena tidak sempat tertolong. Diketahui sampai saat ini belum ada obat dan vaksin yang bisa digunakan untuk menyembuhkan dari serangan virus ini.

Petani Kelor Madura, Hasin menyarankan untuk masyarakat Madura untuk tidak panik namun tetap waspada dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Jangan panik namun tetap waspada, dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan pakai sabun, menutup saat batuk dan bersin dan tetap jaga lingkungan untuk tetap bersih seperti yg telah sering di sarankan oleh tenaga kesehatan selama ini”, ucapnya Rabu (29/01).

Selain itu Hasin juga menyarankan masyarakat untuk makan makanan yang sehat dan kaya akan gizi untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan daya tahan tubuh kuat.

“Selain menerapkan gaya hidup sehat, juga tidak kalah penting untuk makan makanan yang baik agar daya tahan tubuh kita kuat, seperti salah satu contohnya sayur kelor, Kandungan yang terdapat dalam tanaman ini lumayan baik untuk menjaga agar daya tahan tubuh tetap maksimal” lanjutnya.

Pegiat tanaman kelor ini mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi terjangkitnya virus berbahaya tersebut namun menjaga asupan makanan sehat hanya salah satu dari sekian banyak cara tersebut.

“Makan makanan yang sehat seperti sayur Kelor hanya salah satu cara dan upaya kita, tentu masih banyak cara-cara lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah agar tubuh tetap sehat, daya tahan tubuh kuat sehingga tidak mudah sakit” ucap Hasin.

Menurut Hasin, Karena sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa untuk mencegah terjangkitnya virus asal Negara China tersebut, sehingga apapun bisa dilakukan sebagai wujud ikhtiar.

“Sampai saat ini belum ada vaksin maupun obat yang bisa mengendalikan virus asal Negara China tersebut sehingga apapun bisa kita lakukan, termasuk makan makanan sayuran bergizi tinggi seperti sayur Kelor”, lanjutnya menjelaskan.

Ternyata bukan tanpa alasan, Hasin menyarankan masyarakat untuk makan sayur Kelor, Menurutnya tanaman ini sangat mudah ditemukan karena hampir disetiap pekarangan warga di Madura ada tanaman ini.

“Tanaman ini mudah ditemukan, dan murah juga jika harus beli, cara membuat sayurnya juga tidak sulit, masyarakat Madura sejak nenek moyang sudah familiar dengan tanaman ini, jadi tidak butuh sosialisasi besar-besaran, mereka sudah paham apa itu tanaman Kelor”, ucap pemuda yang saat ini sedang gencar menggalakkan gerakan satu rumah satu pohon Kelor tersebut.

“Semoga kita semua sehat dan pemerintah segera menemukan solusi terbaik untuk mencegah agar virus jahat tersebut tidak menyebar sampai ke Indonesia khususnya Madura” pungkasnya seraya menutup dengan doa agar bangsa Indonesia bisa terselamatkan dari marabahaya.

Tanaman Kelor terkenal setelah mendapat predikat tanaman ajaib dari organisasi kesehatan Dunia (WHO) karena kandungan dan manfaat tanaman ini lumayan banyak dan bermanfaat bagi tubuh, salah satunya kandungan Asam Aminonya yg tinggi dibanding tanaman lainnya. (*)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jelang Pilkada, PKB Buka Pendaftaran Calon Bupati Bangkalan 2024

24 April 2024 - 17:32 WIB

Peringati HPN 2024, PWI Sidoarjo Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir

24 April 2024 - 17:24 WIB

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bupati Malang RK Akhirnya Bebas Bersyarat

23 April 2024 - 16:37 WIB

Pelantikan ASN Sidoarjo Cacat Prosedur, Sekda : Saya Mohon Maaf

23 April 2024 - 16:15 WIB

Tabrak Mobil Tronton, Suami Istri Pengendara Honda Vario Meninggal Dunia

23 April 2024 - 15:42 WIB

Trending di HUKUM & KRIMINAL