BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Tindakan amoral yang kerap tarjadi di Kabupaten Bangkalan akhir-akhir ini menjadi perhatian mahasiswa. Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STKIP PGRI Bangkalan menggelar aksi demo di Kantor Bupati Bangkalan, Kamis (10/08/2017).
Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan untuk lebih serius mengontrol lokasi yang berpotensi menjadi ajang tindakan amoral atau tidak terpuji.
Beberapa pekan lalu, Kabupaten Bangkalan sempat digegerkan dengan Foto vulgar seorang perempuan yang memperlihatkan bagian dadanya. Foto yang diduga berlokasi di Taman Paseban itu mendadak viral. Beberapa kalangan mengecam tindakan terkutuk itu. Bahkan sempat dilaporkan oleh aktivis PMII ke Kepolisian setempat. Daerah dengan sebutan kota Dzikir dan sholawat sudah ternodai.
Tak selang beberapa lama, sebuah foto vulgar kembali beredar. Lokasinya di bawah kaki jembatan Suramadu sisi Madura. Seorang gadis berfoto di atas sepeda motor sambil membuka memperlihatkan bagian dada depannya.
“Kondisi ini sangat mencoreng nama baik Bangkalan. Kinerja pemerintah sudah semakin melempem. Kota Dzikir dan sholawat sudah dipenuhi tindakan amoral,” Kata Korlap Aksi, Imam Syafi’i.
Dikatakannya, tanggung jawab moral bukan hanya perseorangan melainkan adalah tanggung jawab bersama dalam menjaga kota Bangkalan dari tindakan amoral. Bangkalan masih mempunyai pemerintahan yang berperan penting dalam memberdayakan masyarakat.
“Tindakan ini terjadi karena kurangnya perhatian serius dari pemerintah. Saat ini Bangkalan sedang krisis moral. Pemerintah sudah acuh dalam menyikapi hal itu,” Tuturnya.
Beberapa Lokasi wisata yang menjadi primadona masyarakat Bangkalan sudah tercoreng. Ini lantaran tidak ada Peraturan Daerah (Perda) khusus mengenai pengelolaan tempat wisata. Pengontrolan pihak terkait terkesan tidak maksimal.
“Makanya kami mendesak taman paseban dijadikan taman edukasi. Bukan taman tempat bermaksiat diri,” Tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangkalan Mondir A Rofi’i memberikan tanggapan terkait beberapa tuntutan massa aksi tersebut. Salah satunya tentang foto vulgar di taman Paseban. Ia mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak pengelola taman. Selain Satpol PP, yang bertanggung juga Dinas Lingkungan Hidup. Tindakan itu cukup ironi.
“Maka dari itu sebagai langkah solutoifnya kami selaku pemerintah mohon bantuan masyarakat untuk memperbaiki bersama,” Pungkasnya. (Lim)