PAMEKASAN, Lingkarjatim.com – Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Pamekasan dalam sebulan terakhir, belum mampu mengatasi masalah sulit air yang dialami warga di sejumlah kecamatan.
Kekeringan dan kesulitan air masih dialami warga.
Imam (24), salah satu warga Desa Sana Tengah, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan mengatakan, meski daerahnya sempat diguyur hujan, namun sumur dan sungai masih kering.
“Jadi masyarakat disini tetap melakukan pembelian air bersih dengan harga Rp. 100.000 rupiah per tangki untuk kebetuhan mandi serta kebetuhan lainnya,” ucap Imam.
Ia menjelaskan satu kali beli, air satu tangki hanya cukup 3 sampai 5 hari untuk memenuhi kebutuhan satu rumah tangga.
“Selain kekurangan air bersih untuk mandi dan minum, kami juga membutuhkan air untuk bercocok tanam karena rata-rata mata pencarian masayarakat disini adalah bertani,” imbuhnya.
Imam berharap Pemkab Pamekasan memberikan solusi permanen karena bencana kekeringan terjadi setiap tahun, khususnya daerah pantura Pamekasan.
“Kalau boleh kami usul untuk mengatasi bencana kekeringan, pemerintah perlu menganggarkan untuk melakukan pengeboran di titik yang ada mata airnya,” kata Imam.
Menanggapi hal itu, Supervisor Pusdal Ops BPBD Pamekasan, Budi Cahyono mengatakan, bahwa sampai saat ini pemerintah melalui BPBD tetap melalukan pendistribusian bantuan air bersih gratis terhadap daerah yang terdampak kekeringan.
“Berdasarkan SK Bupati Pamekasan ada 325 Dusun dari 80 Desa yang tersebar di 11 Kecamatan di Pamekasan yang terdampak kekeringan pada tahun 2019,” jelasnya. (Supyanto Efendi)