Hal senada juga disampaikan Abdul Ghofur, Warga Kelurahan Gunung Sekar Sampang, menurut Ghofur, antrian minyak terkesan tidak koperatif, bahkan terkesan memperioritaskan orang-orang tertentu, seperti pedagang.
Selain itu, pemberian minyak juga berbeda. Yakni masyarakat umum diberikan 5 liter dan pedagang bisa diatas 20 liter. Dengan itu ia berharap dinas terkait melakukan pengawasan dan solusi agar masyarakat kecil tidak merasa direndahkan.
“Disini kami ngantri dari tadi, cuma yang dipanggil itu hanya bagian pedagang. Setelah itu saya nanyak ke pekerjanya, dan disuruh kembali besok,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskoprindag) Sampang, Sapta N Ramlan mengaku sudah berkoordinasi dengan agen minyak di Sampang, bahkan menghimbau agar migor curah harus dijual ke warga Sampang.
“Terutama soal harga kami tekan. Sebelumnya seharga Rp 18 ribu per liter, sekarang sudah turun Rp 15.500 per liter. Kami akan lakukan koordinasi kembali soal distribusi migor curah kepada warga dan pedagang ini,” singkatnya. (Jamaluddin/Hasin)