BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Musim kemarau yang cukup panjang menjadikan sejumlah daerah di kabupaten Bangkalan mengalami kesulitan air bersih. Tercatat sebanya 33 Desa di Bangkalan menderita kekeringan, baik kering langka maupun kering kritis.
Katol Timur, adalah salah satu desa yang mengalami kekeringan paling akut dibandingkan dengan desa lainnya. Hal itu dikarenakan desa tersebut sangat sulit menemukan sumber mata air. Sehingga tak sedikit warga yang harus merelakan waktu istirahatnya untuk mencari air.
Zubir, salah satu warga Desa Katol Timur menyampaikan, sumber air yang ada di desa tersebut tidak memadai, meskipun setiap dusun memiliki sumur masing-masing.
Zubir juga mengatakan, untuk mendapatkan air bersih, warga harus rela antre dan menginap di sumur yang jaraknya rata-rata sekitar satu kilometer dari rumah warga.
“Air itu digunakan khusus minum dan memasak. Kalau mandi dan minum hewan ternak, warga harus ke Desa Dupok,” kata dia.
Ia juga menjelaskan, selain menunggu di sumur, ada sebagian warga yang membeli air. “Untuk satu tangki Rp. 350 ribu. Itu bagi warga yang punya uang,” terang dia.
Sejauh ini, lanjut Zubir, di desanya tersebut masih belum ada bantuan dari pemerintah. Sehingga dia berharap, pemerintah bisa benar-benar turun ke bawah untuk melihat langsung kondisi di Desa.
Sementara itu, Kepala Seksi (kasi) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan Agus Suguharto menyampaikan, pihaknya sudah melakukan droping air ke sejumlah desa di Bangkalan termasuk desa Katol Timur.
“Itu tidak benar. Kami sudah mendroping air ke desa itu,” kata dia singkat. (Moh Iksan)