400 Lebih Desa di Jatim Kekeringan

Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Sebanyak 442 Desa di 23 Kabupaten di Jawa Timur mengalami kekeringan. Ini berdasarkan laporan BMKG yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sepanjang 2018.

“Yang mengalami kekeringan daerah di Kabupaten, kalau daerah perkotaan sejauh ini masih aman,” kata Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, di Surabaya, Kamis (9/8).

Sebanyak 23 Kabupaten itu, lanjut Suban, meliputi 171 Kecamatan dan 422 desa. Di desa itu, sebanyak 199 desa tak ada air dan 223 desa potensi air.

“Sebanyak 126 desa diantaranya sudah bantu Dinas PU Cipta Karya. Sementara daerah yang tak ada potensi air dibantu dengan drop air bersih,” ujarnya.

Adapun 23 daerah yang mengalami kekeringan itu berada di wilayah Madura dan kawasan Tapal Kuda. Kawasan Tapal Kuda meliputi Kabupaten Lumajang, Sitobondo, Pasuruan, Bondowoso, Banyuwangi dan Probolinggo.

Daerah itu rawan kekeringan lantaran punya skala yang sangat luas dibanding daerah-daerah lainnya. “Kalau musim kemarau, daerah yang langganan kekeringan adalah Madura, dan Tapal Kuda. Karena masyarakat harus mengambil pasokan air dengan jarak cukup jauh, yakni sampai 3 km,” katanya.

Daerah lain di Jatim yang kekeringan antara lain Kabupaten Jember dan Pasuruan. Di wilayah barat, ada Jombang, Nganjuk, Pacitan, Ponorogo, Ngawi dan Madiun. Selanjutnya wilayah utara, yakni Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Tuban. Sedangkan wilayah selatan, Blitar, Tulungagung dan Trenggalek.

Untuk mengantisipasi kekeringan itu, BPBD melakukan beberapa langkah. Diantaranya adalah memperbanyak penampung air “geomembrane”. Cara ini terbukti bisa mengatasi kekeringan.

Selain itu, BPBD memperbanyak membangun sumur resapan di daerah kekeringan, dan pemerintah setempat juga berperan aktif untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar. (Mal/Lim)

Leave a Comment