Menu

Mode Gelap

LINGKAR UTAMA · 10 Oct 2018 07:28 WIB ·

4 Daerah Paling Parah Alami Kekeringan di Jatim


Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono Perbesar

Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono

Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat 23 dari 38 Kabupaten/Kota di wilayahnya mengalami kekeringan. Dari jumlah itu, empat kabupaten menjadi daerah terparah mengalami kekeringan.

“Paling parah ada empat kabupaten, yakni 42 Desa di Kabupaten Sampang mengalami kekeringan, kemudian 37 Desa di Trenggalek, 30 Desa di Ngawi, dan 25 Desa di Gresik. Sementara kabupaten lainnya rata-rata 4-10 Desa mengalami kekeringan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, dikonfirmasi, Rabu (10/10).

Suban menjelaskan, ada tiga kategori kekeringan yang melanda daerah di Jatim. Pertama adalah Kering Langka Terbatas, itu artinya masih ada persediaan air kurang dari 60 liter per orang per hari.

“Sementara jarak sumber air dari pemukiman warga sekitar 500 meter. Air itu digunakan untuk masak, makan, dan mandi,” kata Suban.

Kedua adalah Kering Langka, dimana persediaan air kurang dari 30 liter per orang per hari. Sedangkan jarak sumber air dari pemukiman warga sekitar 3 kilometer.

“Kemudian ketiga adalah Kering Kritis, persediaan air kurang dari 30 liter per orang per hari. Jarak untuk mengambil air sekitar 1 hingga lebih dari 3 kilometer dari pemukiman warga,” ujar Suban.

Saat ini, lanjut Suban, ada 442 desa yang mengalami kekeringan di Jatim. Dari jumlah itu, sebanyak 199 desa mengalami kekeringan kritis yang berarti tidak ada potensi air. “Kabupaten dengan kekeringan kritis terparah yaitu kabupaten Sampang dengan 42 desa,” ujarnya.

Ada dua cara untuk mengatasi kekeringan kritis ini, yakni jangka pendek dan menengah. Untuk jangka pendek, Pemprov Jatim mengedrop air sebanyak 1 tangki berisi 6.000 liter per desa per hari.

Kemudian untuk jangka menengah adalah dengan membuatkan sumur bor, tandon air dengan membuat pipa air ke pemukiman warga terdampak kekeringan. “Jadi itu langkah untuk mengatasi kekeringan di Jatim. Sedangkan untuk jangka panjang masih belum ada pembahasan,” kata Suban. (Mal/Lim)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Halalbihalal dengan Wartawan, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Gaungkan Peduli Lingkungan

23 April 2024 - 19:52 WIB

Terjerat Kasus Korupsi, Mantan Bupati Malang RK Akhirnya Bebas Bersyarat

23 April 2024 - 16:37 WIB

Pelantikan ASN Sidoarjo Cacat Prosedur, Sekda : Saya Mohon Maaf

23 April 2024 - 16:15 WIB

Tabrak Mobil Tronton, Suami Istri Pengendara Honda Vario Meninggal Dunia

23 April 2024 - 15:42 WIB

Perbaikan Jalan Rusak Masih Terhambat Aset PT. KAI, Pj Bupati Bangkalan Lakukan Ini

23 April 2024 - 15:14 WIB

Memperingati Hari Bumi, PJ Bupati Bangkalan Ajak Masyarakat Buang Sampah Pada Tempatnya 

22 April 2024 - 15:22 WIB

Trending di LINGKAR UTAMA