Tak Perlu Mahal, Mahasiswa UMM Buat Wastafel Injak Dari Barang Bekas

MALANG, Lingkarjatim.com — Wastafel merupakan barang yang harus tersedia diberbagai tempat saat ini, hal ini dilakukan tidak lain karena antisipasi adanya penyebaran pandemi. Sehingga banyak pedagang yang beralih menjadi penjual wastafel. Wastafel yang tersedia dipasaran beraneka ragam, muai harga Rp50.000 hingga jutaan. Jika menginginkan wastafel injak ataupun yang bersensor maka harus merogoh kocek yang lebih tinggi.

Melihat adanya fenomena tersebut, sejumlah mahasiswa UMM dengan Bagas Bala sebagai koordinator yang melakukan pengabdian di Desa Pandesari melakukan inovasi dengan membuat wastafel injak dari barang bekas.

“Mayoritas penggunaan watafel dirumah atau diberbagai tempat sebenarnya kurang efektif dalam mengantisipasi penyebaran pandemi. Hal ini dikarenakan penggunaan wastafel yang disentuh oleh satu tangan ke tangan. Oleh sebab itu perlu adanya inovasi, yaitu dengan wastafel injak yang murah dan merakyat” Ujar Bapak Mudawam selaku Kepala Desa Pandesari

Dukungan dari Bapak Mudawam membuat Bagas Bala yakin dengan rencananya.Bermodal sisa kayu, corong dan sisa tali tambang kecil, serta ember bekas cat. Bagas Bala bersama keempat anggotanya mulai melakukan pembuatan wastafel injak.

“Sebelum eksekusi pembuatan wastafel, kami melakukan perancangan terlebih dahulu. Meskipun basic kami bukan sebagai anak teknik, namun ilmu fisika ketika SMA cukup untuk bekal kami” Ujar Bagas Bala

“Proses pembuatan wastafel kurang lebih dilakukan selama 5 hari. Memang cukup lama, hal ini dikarenakan dalam 1 hari kami tidak mengerjakan wastafel saja, melainkan ada agenda untuk melakukan program kerja kami yang lain” Lanjut Bhakti Yudhantara

Bahan pendukung lain yang dibutuhkan yaitu Siku lubang 3m, selang 3m, mur dan baut. Penggunaan siku lubang dapat diganti dengan sisa bahan bangunan yang ada, seperti kayu, bambu maupun besi galvalum.

Dengan inovasi ini, Bagas Bala beserta keempat anggotanya berharap agar kesadaran masyarakat mengenai pentingnya cuci tangan semakin meningkat serta pandangan bahwa wastafel injak itu mahal dapat terhapus dari anggapan masyarakat. (*)

Leave a Comment