Pengabdian Masyarakat di Padangdangan, Mahasiswa UTM Buat Terobosan Baru Untuk Cinta Menanam

SUMENEP, Lingkarjatim.com – Di era industri saat ini, kecintaan terhadap penanaman pohon sangatlah berkurang. Alih-alih untuk menanam, yang terjadi malah kerusakan alam terjadi di mana-mana. Ada 2 yang bertanggung jawab atas terjadinya kerusakan tersebut, yaitu alam itu sendiri dan juga tidak terlepas dari ulah tangan manusia.

Ketika menyinggung tentang kerusaka alam yang disebabkan oleh alam itu sendiri, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagai contoh ialah gunung meletus.

Terjadinya gunung meletus merupakan kehendak alam yang tidak diganggu gugat. Karena alam ber-hak atas kehendaknya untuk menentukan kapan ia ber-eksistensi. Sebagai contoh yang ke-2 ialah kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah tangan manusia.

Kerusakan ini merupakan akibat dari tindakan manusia yang bertolak belakang atas alam. Dapat diambil contoh ketika polusi udara yang diakibatkan oleh cerobong asap hasil pembuangan pabrik yang ada di pinggiran kota, asap kendaraan bermotor yang melebihi batas wajar, ditambah lagi limbah-limbah rumah tangga yang menghasilkan pencemaran udara.

Memang diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mendukung opini ini, namun dari itu semua, sudah cukup mengantarkan kelompok 68 Pengabdian Masyarakat di Padangdangan dari UTM untuk mengampanyekan bumi bebas polusi yang di mulai dari pendidikan dasar khususnya yang ada di desa Padangdangan kecamatan Pasongsongan kabupaten Sumenep.

Program dalam kampanye bumi bebas polusi ini, menginisiatifkan untuk mensosialisasikan serta merealisasikan trobosan untuk gemar menanam tanaman dengan media selain tanah. Penggalaan program ini, akibat dari semakin banyaknya alih fungsi lahan yang menyulitkan para pembudidaya tanaman.

Selain itu, kondisi tanah khususnya di desa Padangdangan tidaklah cukup subur untuk ditanami tanaman sayur dikarenakan cukup disulitkan persediaan air.

Kondisi itu didukung juga dengan kondisi tanah yang kebanyakan berbatu kapur putih serta iklim yang cenderung panas. Adapun program ini berfokus pada siswa-siswi sekolah dasar. Kelompok 68 Pengabdian Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura menganggap kecintaan menanam harus dimulai sejak usia dini.

Program ini berlangsung pada Senin 30 Desember 2019 bertempat di SDN Padangdangan 1 dan SDN Padangdangan 2. Dimulai pukul 07:15 di SDN Padangdangan 1 dengan peserta kelas 4 sampai 6.

Program yang diawali dengan sosialisasi untuk mengenalkan program ini disampaikan langsung oleh saudara Qubbatus Salam selaku kordinator kelompok 68 Pengabdian Masyarakat UTM dan juga selaku penanggung jawab atas program ini.

Sosialisasi yang disampaikan meliputi pentingnya menanam untuk mewujudkan bumi bebas pulusi, pengampanyeaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan tidak terlepas dari penyampaian tujuan dalam program ini.

Sesudah sosialisasi, siswa-siswi langsung diarahkan untuk merealisasikan penanaman dengan alat dan bahan yang sudah disediakan oleh kelompok 68 Pengabdian Masyarakat UTM. Dalam tahap realisasi ini, siswa-siswi didampingi oleh anggota kelompok Pengabdian Masyarakat. Dalam tahap ini juga, siswa-siswi dibagi perkelompok yang beranggotakan 3 anak.

Adapun peralatan yang digunakan hanya Cutter, Botol air mineral bekas sedangkan untuk bahannya adalah Air bersih, Rockwoll, Kain flannel, Benih sayuran.

“saya suka menanam, karena saya tidak pernah menanam sebelumnya” kata M. Ali Ridwan, salah satu peserta sosialisai.

Program ini berjalan dengan sukses dengan kriteria siswa-siswi banyak yang bertanya dan aktif mengikuti pengarahan dari pemateri.

Dipengujung pelaksanaan program ini, siswa-siswi yang selesai mendapatkan sosialisasi dianjurkan untuk membawa pulang hasil karya mereka. Hasil tanaman yang selesai mereka tanam ialah berupa sayur-sayuran, jenis sayuran tersebut meliputi sayur kangkung, bayam merah, bayam hijau dan sawi, dari rangakaian kegiatan tersebut, kelompok 68 Pengabdian Masyarakat di Padangdangan dari Universitas Trunojoyo Madura berharap program tersebut dapat berlangsung kontinu yang terus dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. Pengabdian Masyarakat dari UTM Madura juga berharap bahwasannya program yang sudah terlaksana tersebut mampu menjadi jembatan generasi muda agar lebih gemar menanam.

“saya senang sekali, kak. Saya mau menanam lagi dirumah supaya ibu saya tidak membeli sayur lagi” ucap Fairus Hamit, salah satu siswa kelas 5 SDN Padangdangan 1. (*)

Leave a Comment